Both Chromium and Google Chrome support the same set of policies. Please note that this document may include policies that are targeted for unreleased software versions (i.e. their 'supported on' entry refers to an unreleased version) and that such policies are subject to change or removal without prior notice.
These policies are strictly intended to be used to configure instances of Google Chrome internal to your organization. Use of these policies outside of your organization (for example, in a publicly distributed program) is considered malware and will likely be labeled as malware by Google and anti-virus vendors.
These settings don't need to be configured manually! Easy-to-use templates for Windows, Mac and Linux are available for download from https://www.chromium.org/administrators/policy-templates.
The recommended way to configure policy on Windows is via GPO, although provisioning policy via registry is still supported for Windows instances that are joined to an Active Directory domain.
Nama Kebijakan | Deskripsi |
Beranda | |
HomepageLocation | Mengonfigurasi URL beranda |
HomepageIsNewTabPage | Gunakan Laman Tab Baru sebagai beranda |
Ekstensi | |
ExtensionInstallBlacklist | Konfigurasikan daftar hitam pemasangan ekstensi |
ExtensionInstallWhitelist | Mengonfigurasi daftar putih pemasangan ekstensi |
ExtensionInstallForcelist | Konfigurasikan daftar ekstensi yang dipasang secara paksa |
ExtensionInstallSources | Konfigurasi sumber pemasangan skrip pengguna, aplikasi, dan ekstensi |
ExtensionAllowedTypes | Konfigurasikan jenis aplikasi/ekstensi yang diizinkan |
Izinkan Google Chrome Frame menangani jenis konten berikut | |
ChromeFrameContentTypes | Izinkan Google Chrome Frame menangani jenis konten yang tercantum |
Kebijakan untuk Autentikasi HTTP | |
AuthSchemes | Skema autentikasi yang didukung |
DisableAuthNegotiateCnameLookup | Nonaktifkan pencarian CNAME saat menegosiasikan autentikasi Kerberos |
EnableAuthNegotiatePort | Sertakan port non-standar di SPN Kerberos |
AuthServerWhitelist | Daftar putih server autentikasi |
AuthNegotiateDelegateWhitelist | Daftar putih server delegasi Kerberos |
GSSAPILibraryName | Nama pustaka GSSAPI |
AuthAndroidNegotiateAccountType | Account Type for Negotiate Authentication |
AllowCrossOriginAuthPrompt | Permintaan Autentikasi Dasar HTTP lintas asal |
Konfigurasi opsi Google Drive | |
DriveDisabled | Menonaktifkan Drive di aplikasi File Google Chrome OS |
DriveDisabledOverCellular | Menonaktifkan Google Drive melalui sambungan seluler di aplikasi File Google Chrome OS |
Laman permulaan | |
RestoreOnStartup | Tindakan saat permulaan |
RestoreOnStartupURLs | URL untuk membuka saat permulaan |
Mengonfigurasi opsi akses jarak jauh | |
RemoteAccessClientFirewallTraversal | Mengaktifkan firewall traversal dari klien akses jarak jauh |
RemoteAccessHostFirewallTraversal | Mengaktifkan firewall traversal dari host akses jarak jauh |
RemoteAccessHostDomain | Mengonfigurasi nama domain yang dibutuhkan untuk hosting akses jarak jauh |
RemoteAccessHostRequireTwoFactor | Mengaktifkan autentikasi dua faktor untuk hosting akses jarak jauh |
RemoteAccessHostTalkGadgetPrefix | Mengonfigurasi awalan TalkGadget untuk hosting akses jarak jauh |
RemoteAccessHostRequireCurtain | Mengaktifkan pemberian tirai hosting akses jarak jauh |
RemoteAccessHostAllowClientPairing | Enable or disable PIN-less authentication for remote access hosts |
RemoteAccessHostAllowGnubbyAuth | Allow gnubby authentication for remote access hosts |
RemoteAccessHostAllowRelayedConnection | Aktifkan penggunaan server relay oleh hosting akses jarak jauh |
RemoteAccessHostUdpPortRange | Batasi jangkauan port UDP yang digunakan oleh hosting akses jarak jauh |
RemoteAccessHostMatchUsername | Requires that the name of the local user and the remote access host owner match |
RemoteAccessHostTokenUrl | URL where remote access clients should obtain their authentication token |
RemoteAccessHostTokenValidationUrl | URL for validating remote access client authentication token |
RemoteAccessHostTokenValidationCertificateIssuer | Client certificate for connecting to RemoteAccessHostTokenValidationUrl |
RemoteAccessHostDebugOverridePolicies | Policy overrides for Debug builds of the remote access host |
Pengelola sandi | |
PasswordManagerEnabled | Aktifkan pengelola sandi |
PasswordManagerAllowShowPasswords | Izinkan pengguna menampilkan sandi pada Pengelola Sandi |
Pengelolaan daya | |
ScreenDimDelayAC | Penundaan peredupan layar saat menggunakan daya AC |
ScreenOffDelayAC | Penundaan mematikan layar saat menggunakan daya AC |
ScreenLockDelayAC | Penundaan kunci layar saat menggunakan daya AC |
IdleWarningDelayAC | Menunda peringatan waktu menganggur saat menggunakan daya AC |
IdleDelayAC | Menunda waktu menganggur saat menggunakan daya AC |
ScreenDimDelayBattery | Penundaan peredupan layar saat menggunakan daya baterai |
ScreenOffDelayBattery | Penundaan mematikan layar saat menggunakan daya baterai |
ScreenLockDelayBattery | Penundaan penguncian layar saat menggunakan daya baterai |
IdleWarningDelayBattery | Menunda peringatan waktu menganggur saat menggunakan daya baterai |
IdleDelayBattery | Menunda waktu menganggur saat menggunakan daya baterai |
IdleAction | Tindakan yang akan diambil saat penundaan waktu menganggur tercapai |
IdleActionAC | Kebijakan yang diambil saat penundaan nganggur tercapai ketika dijalankan pada daya AC |
IdleActionBattery | Tindakan yang diperlukan saat penundaan nganggur tercapai ketika menjalankan daya baterai |
LidCloseAction | Tindakan yang akan diambil saat pengguna menutup penutupnya |
PowerManagementUsesAudioActivity | Tentukan apakah aktivitas audio memengaruhi pengelolaan daya |
PowerManagementUsesVideoActivity | Tentukan apakah aktivitas video memengaruhi pengelolaan daya |
PresentationIdleDelayScale | Persentase yang digunakan untuk menskalakan penundaan status menganggur dalam mode presentasi (tidak digunakan lagi) |
PresentationScreenDimDelayScale | Persentase yang digunakan untuk menskalakan penundaan layar redup dalam mode presentasi |
AllowScreenWakeLocks | Izinkan penguncian layar saat bangun |
UserActivityScreenDimDelayScale | Persentase yang digunakan untuk menskalakan penundaan layar redup jika pengguna aktif setelah peredupan |
WaitForInitialUserActivity | Tunggu aktivitas pengguna awal |
PowerManagementIdleSettings | Setelan pengelolaan daya saat pengguna sedang menganggur |
ScreenLockDelays | Penundaan kunci layar |
Pengesahan Jarak Jauh | |
AttestationEnabledForDevice | Mengaktifkan pengesahan jarak jauh untuk perangkat tersebut |
AttestationEnabledForUser | Mengaktifkan pengesahan jarak jauh bagi pengguna |
AttestationExtensionWhitelist | Ekstensi yang diizinkan untuk menggunakan API pengesahan jarak jauh |
AttestationForContentProtectionEnabled | Mengaktifkan penggunaan pengesahan jarak jauh untuk perlindungan konten bagi perangkat |
Pengurai HTML default untuk Google Chrome Frame | |
ChromeFrameRendererSettings | Pengurai HTML default untuk Google Chrome Frame |
RenderInChromeFrameList | Selalu mengurai pola URL berikut di Google Chrome Frame |
RenderInHostList | Selalu urai pola URL berikut di browser host |
AdditionalLaunchParameters | Parameter baris perintah tambahan untuk Google Chrome |
SkipMetadataCheck | Lewati pemeriksaan tag meta pada Google Chrome Frame |
Penyedia penelusuran default | |
DefaultSearchProviderEnabled | Aktifkan penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderName | Nama penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderKeyword | Kata kunci penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderSearchURL | URL penelusuran penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderSuggestURL | URL saran penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderInstantURL | URL sekejap penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderIconURL | Ikon penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderEncodings | Penyandiaksaraan penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderAlternateURLs | Daftar URL pengganti untuk penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderSearchTermsReplacementKey | Parameter yang mengendalikan penempatan istilah penelusuran untuk penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderImageURL | Parameter menyediakan fitur telusuri pakai gambar untuk penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderNewTabURL | URL laman tab baru penyedia penelusuran default |
DefaultSearchProviderSearchURLPostParams | Parameter untuk URL penelusuran yang menggunakan POST |
DefaultSearchProviderSuggestURLPostParams | Parameter untuk URL yang disarankan yang menggunakan POST |
DefaultSearchProviderInstantURLPostParams | Parameter untuk URL instan yang menggunakan POST |
DefaultSearchProviderImageURLPostParams | Parameter untuk URL gambar yang menggunakan POST |
Perpesanan Asli | |
NativeMessagingBlacklist | Konfigurasikan daftar hitam perpesanan asli |
NativeMessagingWhitelist | Konfigurasikan daftar putih perpesanan asli |
NativeMessagingUserLevelHosts | Izinkan host Native Messaging tingkat pengguna (dipasang tanpa izin admin). |
Server proxy | |
ProxyMode | Pilih cara menentukan setelan server proxy |
ProxyServerMode | Pilih cara menentukan setelan server proxy |
ProxyServer | Alamat atau URL server proxy |
ProxyPacUrl | URL untuk proxy file .pac |
ProxyBypassList | Peraturan mengabaikan proxy |
Setelan Konten | |
DefaultCookiesSetting | Setelan cookie default |
DefaultImagesSetting | Setelan gambar default |
DefaultJavaScriptSetting | Setelan JavaScript default |
DefaultPluginsSetting | Setelan plugin default |
DefaultPopupsSetting | Setelan munculan default |
DefaultNotificationsSetting | Setelan pemberitahuan default |
DefaultGeolocationSetting | Setelan geolokasi default |
DefaultMediaStreamSetting | Setelan streaming media default |
AutoSelectCertificateForUrls | Memilih sertifikat klien untuk situs ini secara otomatis |
CookiesAllowedForUrls | Izinkan cookie di situs ini |
CookiesBlockedForUrls | Cekal cookie di situs ini |
CookiesSessionOnlyForUrls | Izinkan cookie sesi saja di situs-situs tersebut |
ImagesAllowedForUrls | Izinkan gambar di situs ini |
ImagesBlockedForUrls | Cekal gambar pada situs ini |
JavaScriptAllowedForUrls | Izinkan JavaScript di situs ini |
JavaScriptBlockedForUrls | Cekal JavaScript di situs ini |
PluginsAllowedForUrls | Izinkan plugin pada situs ini |
PluginsBlockedForUrls | Mencekal plugin di situs ini |
PopupsAllowedForUrls | Izinkan munculan di situs ini |
RegisteredProtocolHandlers | Daftarkan penangan protokol |
PopupsBlockedForUrls | Cekal munculan di situs ini |
NotificationsAllowedForUrls | Izinkan pemberitahuan di situs ini |
NotificationsBlockedForUrls | Mencekal pemberitahuan di situs ini |
Setelan aksesibilitas | |
ShowAccessibilityOptionsInSystemTrayMenu | Tampilkan opsi aksesibilitas di menu baki sistem |
LargeCursorEnabled | Aktifkan kursor besar |
SpokenFeedbackEnabled | Aktifkan masukan lisan |
HighContrastEnabled | Aktifkan mode kontras tinggi |
VirtualKeyboardEnabled | Aktifkan keyboard di layar |
KeyboardDefaultToFunctionKeys | Default tombol media ke tombol fungsi |
ScreenMagnifierType | Menyetel jenis lup |
DeviceLoginScreenDefaultLargeCursorEnabled | Setel status default kursor besar di layar masuk |
DeviceLoginScreenDefaultSpokenFeedbackEnabled | Menyetel status default masukan yang diucapkan di layar masuk |
DeviceLoginScreenDefaultHighContrastEnabled | Menyetel status default mode kontras tinggi di layar masuk |
DeviceLoginScreenDefaultVirtualKeyboardEnabled | Menyetel status default keyboard di layar di layar masuk |
DeviceLoginScreenDefaultScreenMagnifierType | Menyetel jenis lup default yang diaktifkan di layar masuk |
Setelan pengguna yang dikelola secara lokal | |
SupervisedUsersEnabled | Aktifkan pengguna yang dilindungi |
SupervisedUserCreationEnabled | Mengaktifkan pembuatan pengguna yang dilindungi |
AllowFileSelectionDialogs | Izinkan permintaan dialog pemilihan file |
AllowOutdatedPlugins | Izinkan menjalankan plugin yang kedaluwarsa |
AlternateErrorPagesEnabled | Mengaktifkan laman kesalahan alternatif |
AlwaysAuthorizePlugins | Selalu jalankan plugin yang membutuhkan otorisasi |
ApplicationLocaleValue | Lokal aplikasi |
AudioCaptureAllowed | Izinkan atau tolak penangkapan audio |
AudioCaptureAllowedUrls | URL yang akan diberi akses ke perangkat perekam audio tanpa peringatan |
AudioOutputAllowed | Mengizinkan pemutaran audio |
AutoCleanUpStrategy | Memilih strategi yang digunakan untuk mengosongkan ruang disk selama pembersihan otomatis (tidak lagi digunakan) |
AutoFillEnabled | Aktifkan IsiOtomatis |
BackgroundModeEnabled | Terus jalankan aplikasi latar belakang saat Google Chrome ditutup |
BlockThirdPartyCookies | Cekal cookie pihak ketiga |
BookmarkBarEnabled | Aktifkan Bilah Bookmark |
BrowserAddPersonEnabled | Enable add person in profile manager |
BrowserGuestModeEnabled | Enable guest mode in browser |
BuiltInDnsClientEnabled | Gunakan klien DNS di dalamnya |
CaptivePortalAuthenticationIgnoresProxy | Captive portal authentication ignores proxy |
ChromeOsLockOnIdleSuspend | Aktifkan kunci bila perangkat menganggur atau ditangguhkan |
ChromeOsMultiProfileUserBehavior | Mengontrol perilaku pengguna pada sesi multiprofil |
ChromeOsReleaseChannel | Saluran rilis |
ChromeOsReleaseChannelDelegated | Apakah saluran rilis dapat dikonfigurasi oleh pengguna atau tidak |
ClearSiteDataOnExit | Hapus data situs saat browser ditutup (tidak digunakan lagi) |
CloudPrintProxyEnabled | Mengaktifkan proxy Google Cloud Print |
CloudPrintSubmitEnabled | Aktifkan penyerahan dokumen ke Google Cloud Print |
ContextualSearchEnabled | Enable Touch to Search |
DataCompressionProxyEnabled | Aktifkan fitur proxy kompresi data |
DefaultBrowserSettingEnabled | Setel Google Chrome sebagai Browser Default |
DeveloperToolsDisabled | Nonaktifkan Alat Pengembang |
DeviceAllowNewUsers | Mengizinkan pembuatan akun pengguna baru |
DeviceAllowRedeemChromeOsRegistrationOffers | Memungkinkan pengguna menukarkan penawaran melalui Pendaftaran Chrome OS |
DeviceAppPack | Daftar ekstensi AppPack |
DeviceAutoUpdateDisabled | Nonaktifkan Pembaruan Otomatis |
DeviceAutoUpdateP2PEnabled | Pembaruan p2p otomatis diaktifkan |
DeviceBlockDevmode | Blokir mode pengembang |
DeviceDataRoamingEnabled | Aktifkan roaming data |
DeviceEphemeralUsersEnabled | Hapus data pengguna saat keluar |
DeviceGuestModeEnabled | Aktifkan mode tamu |
DeviceIdleLogoutTimeout | Waktu tunggu sampai proses keluar pengguna nganggur dieksekusi |
DeviceIdleLogoutWarningDuration | Durasi pesan peringatan proses keluar nganggur |
DeviceLocalAccountAutoLoginBailoutEnabled | Aktifkan pintasan keyboard penyelamatan untuk masuk otomatis |
DeviceLocalAccountAutoLoginDelay | Pewaktu masuk otomatis sesi publik |
DeviceLocalAccountAutoLoginId | Sesi publik untuk masuk otomatis |
DeviceLocalAccountPromptForNetworkWhenOffline | Aktifkan permintaan konfigurasi jaringan saat offline |
DeviceLocalAccounts | Akun lokal perangkat |
DeviceLoginScreenDomainAutoComplete | Enable domain name autocomplete during user sign in |
DeviceLoginScreenPowerManagement | Pengelolaan daya di layar masuk |
DeviceLoginScreenSaverId | Tirai layar untuk digunakan pada layar masuk dalam mode eceran |
DeviceLoginScreenSaverTimeout | Durasi keadaan tidak aktif sebelum tirai layar ditampilkan di layar masuk dalam mode eceran |
DeviceMetricsReportingEnabled | Aktifkan pelaporan metrik |
DeviceOpenNetworkConfiguration | Konfigurasi jaringan tingkat perangkat |
DevicePolicyRefreshRate | Segarkan peringkat untuk Kebijakan Perangkat |
DeviceRebootOnShutdown | Automatic reboot on device shutdown |
DeviceShowUserNamesOnSignin | Tampilkan nama pengguna pada layar masuk |
DeviceStartUpFlags | Tanda di seluruh sistem yang akan diterapkan di waktu mulai Google Chrome |
DeviceStartUpUrls | Muat url yang ditentukan di proses masuk demo |
DeviceTargetVersionPrefix | Versi Pembaruan Otomatis Target |
DeviceTransferSAMLCookies | Transfer SAML IdP cookies during login |
DeviceUpdateAllowedConnectionTypes | Jenis sambungan yang diizinkan untuk pembaruan |
DeviceUpdateHttpDownloadsEnabled | Izinkan pengunduhan pembaruan otomatis melalui HTTP |
DeviceUpdateScatterFactor | Faktor penyebaran pembaruan otomatis |
DeviceUserWhitelist | Daftar putih pengguna masuk |
Disable3DAPIs | Nonaktifkan dukungan untuk API grafis 3D |
DisablePluginFinder | Menentukan apakah pencari plugin harus dinonaktifkan |
DisablePrintPreview | Disable Print Preview (deprecated) |
DisableSSLRecordSplitting | Nonaktifkan pembagian catatan SSL |
DisableSafeBrowsingProceedAnyway | Menonaktifkan untuk melanjutkan dari laman peringatan Penjelajahan Aman |
DisableScreenshots | Menonaktifkan pengambilan tangkapan layar |
DisableSpdy | Nonaktifkan protokol SPDY |
DisabledPlugins | Tentukan daftar plugin yang dinonaktifkan |
DisabledPluginsExceptions | Tentukan daftar plugin yang dapat diaktifkan atau dinonaktifkan pengguna |
DisabledSchemes | Nonaktifkan skema protokol URL |
DiskCacheDir | Setel direktori cache disk |
DiskCacheSize | Setel ukuran cache disk dalam bita |
DnsPrefetchingEnabled | Aktifkan prediksi jaringan |
DownloadDirectory | Setel direktori unduhan |
EasyUnlockAllowed | Allows Smart Lock to be used |
EditBookmarksEnabled | Mengaktifkan atau menonaktifkan pengeditan bookmark |
EnableDeprecatedWebBasedSignin | Mengaktifkan proses masuk berbasis web yang lama |
EnableDeprecatedWebPlatformFeatures | Aktifkan fitur platform web usang untuk waktu yang terbatas |
EnableOnlineRevocationChecks | Apakah pemeriksaan OCSP/CRL online dilakukan atau tidak |
EnabledPlugins | Tentukan daftar plugin yang diaktifkan |
EnterpriseWebStoreName | Nama toko web perusahaan (tidak digunakan) |
EnterpriseWebStoreURL | URL toko web perusahaan (tidak digunakan) |
ExtensionCacheSize | Set Apps and Extensions cache size (in bytes) |
ExternalStorageDisabled | Menonaktifkan pemasangan penyimpanan eksternal |
ForceEphemeralProfiles | Profil singkat |
ForceGoogleSafeSearch | Force Google SafeSearch |
ForceMaximizeOnFirstRun | Maximize the first browser window on first run |
ForceSafeSearch | Paksakan TelusurAman |
ForceYouTubeSafetyMode | Force YouTube Safety Mode |
FullscreenAllowed | Izinkan mode layar penuh |
GCFUserDataDir | Setel direktori data pengguna Google Chrome Frame |
HardwareAccelerationModeEnabled | Gunakan percepatan perangkat keras saat tersedia |
HeartbeatEnabled | Send monitoring heartbeats to the management server |
HeartbeatFrequency | Frequency of monitoring heartbeats |
HideWebStoreIcon | Menyembunyikan toko web dari Laman Tab Baru dan peluncur aplikasi |
HideWebStorePromo | Mencegah promosi apl muncul di laman tab baru |
ImportAutofillFormData | Import autofill form data from default browser on first run |
ImportBookmarks | Impor bookmark dari browser default saat pertama kali dijalankan |
ImportHistory | Impor riwayat browseran dari browser default saat pertama kali dijalankan |
ImportHomepage | Impor beranda dari browser default saat pertama kali dijalankan |
ImportSavedPasswords | Impor sandi yang disimpan dari browser default saat pertama kali dijalankan |
ImportSearchEngine | Impor mesin telusur dari browser default saat pertama kali dijalankan |
IncognitoEnabled | Aktifkan mode Penyamaran |
IncognitoModeAvailability | Ketersediaan mode penyamaran |
InstantEnabled | Aktifkan Instan |
JavascriptEnabled | Mengaktifkan JavaScript |
KeyPermissions | Key Permissions |
LogUploadEnabled | Send system logs to the management server |
ManagedBookmarks | Bookmark yang Terkelola |
MaxConnectionsPerProxy | Jumlah maksimal sambungan serentak ke server proxy |
MaxInvalidationFetchDelay | Penundaan mengambil maksimum setelah kebijakan invalidasi |
MediaCacheSize | Setel ukuran cache disk media dalam bita |
MetricsReportingEnabled | Aktifkan laporan data penggunaan dan yang terkait kerusakan |
NetworkPredictionOptions | Aktifkan prediksi jaringan |
OpenNetworkConfiguration | Konfigurasi jaringan tingkat pengguna |
PinnedLauncherApps | Daftar aplikasi tersemat untuk ditampilkan pada peluncur |
PolicyRefreshRate | Segarkan peringkat untuk kebijakan pengguna |
PrintingEnabled | Aktifkan pencetakan |
QuicAllowed | Allows QUIC protocol |
RebootAfterUpdate | Booting ulang otomatis setelah pembaruan |
ReportDeviceActivityTimes | Laporkan waktu aktivitas perangkat |
ReportDeviceBootMode | Laporkan mode boot perangkat |
ReportDeviceHardwareStatus | Report hardware status |
ReportDeviceNetworkInterfaces | Melaporkan antarmuka jaringan perangkat |
ReportDeviceSessionStatus | Report information about active kiosk sessions |
ReportDeviceUsers | Laporkan pengguna perangkat |
ReportDeviceVersionInfo | Laporkan versi OS dan firmware |
ReportUploadFrequency | Frequency of device status report uploads |
RequireOnlineRevocationChecksForLocalAnchors | Meskipun OCSP/CRL sedang online dibutuhkan tautan lokal yang dipercaya ataupun tidak |
RestrictSigninToPattern | Membatasi pengguna yang diizinkan untuk masuk ke Google Chrome |
SAMLOfflineSigninTimeLimit | Batasi waktu bagi pengguna yang diautentikasi melalui SAML untuk dapat masuk saat offline. |
SSLErrorOverrideAllowed | Allow proceeding from the SSL warning page |
SSLVersionFallbackMin | Minimum TLS version to fallback to |
SSLVersionMin | Minimum SSL version enabled |
SafeBrowsingEnabled | Aktifkan Penjelajahan Aman |
SafeBrowsingExtendedReportingOptInAllowed | Allow users to opt in to Safe Browsing extended reporting |
SavingBrowserHistoryDisabled | Menonaktifkan penyimpanan riwayat browser |
SearchSuggestEnabled | Aktifkan saran penelusuran |
SessionLengthLimit | Batasi lamanya sesi |
SessionLocales | Set the recommended locales for a public session |
ShelfAutoHideBehavior | Kontrol sembunyi otomatis rak |
ShowAppsShortcutInBookmarkBar | Tampilkan pintasan aplikasi di bilah bookmark |
ShowHomeButton | Tampilkan tombol Beranda di bilah alat |
ShowLogoutButtonInTray | Tambahkan tombol keluar di baki sistem |
SigninAllowed | Mengizinkan masuk ke Google Chrome |
SpellCheckServiceEnabled | Mengaktifkan atau menonaktifkan layanan web memeriksa ejaan |
SuppressChromeFrameTurndownPrompt | Tindas permintaan penghentian Google Chrome Frame |
SyncDisabled | Nonaktifkan sinkronisasi data dengan Google |
SystemTimezone | Zona Waktu |
SystemUse24HourClock | Menggunakan 24 jam sebagai default |
TermsOfServiceURL | Menyetel Persyaratan Layanan untuk akun lokal perangkat |
TouchVirtualKeyboardEnabled | Aktifkan keyboard virtual |
TranslateEnabled | Aktifkan Terjemahan |
URLBlacklist | Cekal akses ke daftar URL |
URLWhitelist | Memungkinkan akses ke daftar URL |
UptimeLimit | Membatasi waktu operasi perangkat dengan melakukan booting ulang secara otomatis |
UserAvatarImage | Gambar avatar pengguna |
UserDataDir | Menyetel direktori data pengguna |
UserDisplayName | Setel nama tampilan untuk akun lokal perangkat |
VideoCaptureAllowed | Izinkan atau tolak penangkapan video |
VideoCaptureAllowedUrls | URL yang akan diberi akses ke perangkat perekam video tanpa peringatan |
WPADQuickCheckEnabled | Aktifkan pengoptimalan WPAD |
WallpaperImage | Gambar wallpaper |
WelcomePageOnOSUpgradeEnabled | Enable showing the welcome page on the first browser launch following OS upgrade. |
Configures the default home page URL in Google Chrome and prevents users from changing it.
The home page is the page opened by the Home button. The pages that open on startup are controlled by the RestoreOnStartup policies.
The home page type can either be set to a URL you specify here or set to the New Tab Page. If you select the New Tab Page, then this policy does not take effect.
If you enable this setting, users cannot change their home page URL in Google Chrome, but they can still can choose the New Tab Page as their home page.
Leaving this policy not set will allow the user to choose his home page on his own if HomepageIsNewTabPage is not set too.
This policy is not available on Windows instances that are not joined to an Active Directory domain.
Configures the type of the default home page in Google Chrome and prevents users from changing home page preferences. The home page can either be set to a URL you specify or set to the New Tab Page.
If you enable this setting, the New Tab Page is always used for the home page, and the home page URL location is ignored.
If you disable this setting, the user's homepage will never be the New Tab Page, unless its URL is set to 'chrome://newtab'.
If you enable or disable this setting, users cannot change their homepage type in Google Chrome.
Leaving this policy not set will allow the user to choose whether the new tab page is his home page on his own.
This policy is not available on Windows instances that are not joined to an Active Directory domain.
Memungkinkan Anda menentukan ekstensi mana yang TIDAK dapat dipasang oleh pengguna. Ekstensi yang sudah terpasang akan dihapus jika masuk dalam daftar hitam. Nilai daftar hitam '*' berarti semua ekstensi tercantum dalam daftar hitam kecuali secara eksplisit tercantum dalam daftar putih. Jika kebijakan ini dibiarkan tanpa disetel, pengguna dapat memasang ekstensi apa pun di Google Chrome.
Memungkinkan Anda menentukan ekstensi mana yang tidak masuk daftar hitam. Nilai daftar hitam * berarti semua ekstensi dimasukkan ke daftar hitam dan pengguna hanya dapat memasang ekstensi yang tercantum dalam daftar putih. Jika tidak diubah, semua ekstensi dimasukkan ke daftar putih, tetapi jika semua ekstensi telah dimasukkan ke daftar hitam karena kebijakan, daftar putih dapat digunakan untuk mengesampingkan kebijakan tersebut.
Allows you to specify a list of extensions that will be installed silently, without user interaction.
For Windows instances that are not joined to an Active Directory domain, forced installation is limited to extensions listed in the Chrome Web Store.
Each item of the list is a string that contains an extension ID and an update URL delimited by a semicolon (;). The extension ID is the 32-letter string found e.g. on chrome://extensions when in developer mode. The update URL should point to an Update Manifest XML document as described at https://developer.chrome.com/extensions/autoupdate. Note that the update URL set in this policy is only used for the initial installation; subsequent updates of the extension will use the update URL indicated in the extension's manifest.
For each item, Google Chrome will retrieve the extension specified by the extension ID from the update service at the specified update URL and silently install it.
For example, lcncmkcnkcdbbanbjakcencbaoegdjlp;https://clients2.google.com/service/update2/crx installs the Google SSL Web Search extension from the standard Chrome Web Store update URL. For more information about hosting extensions, see: https://developer.chrome.com/extensions/hosting.
Users will be unable to uninstall extensions that are specified by this policy. If you remove an extension from this list, then it will be automatically uninstalled by Google Chrome. Extensions specified in this list are also automatically whitelisted for installation; the ExtensionsInstallBlacklist does not affect them.
Note that the source code of any extension may be altered (potentially rendering the extension dysfunctional) by using Developer Tools. If this is a concern, the DeveloperToolsDisabled policy should be set.
If this policy is left not set the user can uninstall any extension in Google Chrome.
Memungkinkan Anda menentukan URL mana yang diizinkan memasang ekstensi, aplikasi, dan tema.
Mulai Google Chrome 21, pemasangan ekstensi, aplikasi, dan skrip pengguna dari luar Toko Web Chrome akan semakin sulit. Sebelumnya, pengguna dapat mengeklik tautan ke file *.crx, dan Google Chrome akan menawarkan untuk memasang file ini setelah beberapa peringatan. Pada Google Chrome 21 ke atas, file seperti itu harus diunduh dan diseret ke laman setelan Google Chrome. Setelan ini memungkinkan URL tertentu memiliki alur pemasangan lama yang lebih mudah.
Setiap item dalam daftar ini adalah pola yang cocok dengan gaya ekstensi (lihat https://developer.chrome.com/extensions/match_patterns). Pengguna dapat memasang item dari URL apa pun yang cocok dengan item dalam daftar ini dengan mudah. Lokasi file *.crx dan laman tempat unduhan dimulai (perujuk) harus diizinkan dengan pola ini.
ExtensionInstallBlacklist lebih diutamakan dibandingkan dengan kebijakan ini. Artinya, ekstensi dalam daftar hitam tidak akan dipasang, meskipun berasal dari situs dalam daftar ini.
Mengontrol jenis aplikasi/ekstensi mana yang diizinkan untuk dipasang.
Setelan ini membuat daftar putih jenis ekstensi/aplikasi yang diizinkan yang dapat dipasang di Google Chrome. Nilai tersebut adalah daftar string, setiap nilai harus salah satu dari yang berikut: "extension", "theme", "user_script", "hosted_app", "legacy_packaged_app", "platform_app". Lihat dokumentasi ekstensi Google Chrome untuk informasi selengkapnya terkait jenis-jenis ini.
Perhatikan bahwa kebijakan ini juga memengaruhi ekstensi dan aplikasi yang akan dipaksakan pemasangannya melalui ExtensionInstallForcelist.
Jika setelan ini dikonfigurasi, ekstensi/aplikasi yang jenisnya tidak ada dalam daftar tidak akan dipasang.
Jika setelan ini dibiarkan tidak dikonfigurasi, tidak ada larangan yang diterapkan pada jenis ekstensi/aplikasi yang dapat diterima.
Memungkinkan Google Chrome Frame menangani jenis konten yang tercantum. Jika kebijakan ini tidak disetel, perender default akan digunakan untuk semua situs yang ditentukan oleh kebijakan 'ChromeFrameRendererSettings'.
Menentukan skema Autentikasi HTTP yang didukung oleh Google Chrome. Nilai yang mungkin keluar adalah 'basic', 'digest', 'NTLM', dan 'negotiate'. Pisahkan beberapa nilai dengan koma. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, keempat skema akan digunakan.
Menentukan apakah Kerberos SPN yang dihasilkan didasarkan pada nama DNS kanonik atau nama asli yang dimasukkan. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, pencarian CNAME akan dilewati dan nama server akan digunakan seperti saat dimasukkan. Jika Anda menonaktifkan setelan ini atau membiarkannya tidak disetel, nama kanonik server akan ditentukan melalui pencarian CNAME.
Menentukan apakah SPN Kerberos yang dihasilkan harus mencakup port non-standar. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, dan port non-standar (selain port 80 atau 443) dimasukkan, port ini akan dimasukkan ke SPN Kerberos yang dihasilkan. Jika Anda menonaktifkan setelan ini atau membiarkannya tidak disetel, SPN Kerberos yang dihasilkan tidak akan pernah mencakup port.
Menentukan server mana yang harus dimasukkan ke daftar putih untuk autentikasi yang terintegrasi. Autentikasi yang terintegrasi hanya diaktifkan saat Google Chrome menerima tantangan autentikasi dari proxy atau dari server yang ada dalam daftar yang diizinkan ini.
Pisahkan beberapa nama server dengan koma. Karakter pengganti (*) diizinkan.
Jika Anda membiarkan kebijakan ini tidak disetel, Google Chrome akan mencoba mendeteksi apakah server ada di internet dan akan menanggapi permintaan IWA setelahnya. Jika server terdeteksi sebagai internet, permintaan IWA darinya akan diabaikan oleh Google Chrome.
Server yang dapat dijadikan tempat pendelegasian Google Chrome.
Memisahkan beberapa nama server dengan koma. Karakter pengganti (*) diizinkan.
Jika Anda membiarkan kebijakan ini tidak disetel, Google Chrome tidak akan mendelegasikan kredensial pengguna meskipun server terdeteksi sebagai Intranet.
Menentukan pustaka GSSAPI mana yang digunakan untuk Autentikasi HTTP. Anda dapat menyetel nama pustaka saja, ataupun jalur selengkapnya. Jika setelan tidak tersedia, Google Chrome akan kembali menggunakan nama pustaka default.
Specifies the account type of the accounts provided by the Android authentication app that supports HTTP Negotiate authentication (e.g. Kerberos authentication). This information should be available from the supplier of the Authentication app. For more details see https://goo.gl/hajyfN.
If no setting is provided then Negotiate Authentication will be disabled on Android.
Mengontrol apakah sub-konten pihak ketiga pada laman diizinkan untuk memunculkan kotak dialog HTTP Otorisasi Dasar. Biasanya, kebijakan ini dinonaktifkan sebagai pertahanan atas phishing. Jika tidak disetel, kebijakan ini akan dinonaktifkan dan sub-konten pihak ketiga tidak akan diizinkan untuk memunculkan kotak dialog HTTP Otorisasi Dasar.
Menonaktifkan sinkronisasi Google Drive di aplikasi File Google Chrome OS ketika disetel ke True. Dalam kasus ini, tidak ada data yang diunggah ke Google Drive.
Jika tidak disetel atau disetel ke False, pengguna akan dapat mentransfer file ke Google Drive.
Menonaktifkan sinkronisasi Google Drive di aplikasi File Google Chrome OS saat menggunakan sambungan seluler jika disetel ke True. Dalam kasus ini, data hanya disinkronkan ke Google Drive saat tersambung melalui Wi-Fi atau Ethernet.
Jika tidak disetel atau disetel ke False, pengguna akan dapat mentransfer file ke Google Drive melalui sambungan seluler.
Allows you to specify the behavior on startup.
If you choose 'Open New Tab Page' the New Tab Page will always be opened when you start Google Chrome.
If you choose 'Restore the last session', the URLs that were open last time Google Chrome was closed will be reopened and the browsing session will be restored as it was left. Choosing this option disables some settings that rely on sessions or that perform actions on exit (such as Clear browsing data on exit or session-only cookies).
If you choose 'Open a list of URLs', the list of 'URLs to open on startup' will be opened when a user starts Google Chrome.
If you enable this setting, users cannot change or override it in Google Chrome.
Disabling this setting is equivalent to leaving it not configured. The user will still be able to change it in Google Chrome.
This policy is not available on Windows instances that are not joined to an Active Directory domain.
If 'Open a list of URLs' is selected as the startup action, this allows you to specify the list of URLs that are opened. If left not set no URL will be opened on start up.
This policy only works if the 'RestoreOnStartup' policy is set to 'RestoreOnStartupIsURLs'.
This policy is not available on Windows instances that are not joined to an Active Directory domain.
Kebijakan ini tidak lagi didukung. Mengaktifkan penggunaan STUN dan server relay saat menyambungkan ke klien jarak jauh. Jika setelan ini diaktifkan, maka komputer ini dapat menemukan dan tersambung ke komputer host jarak jauh bahkan jika dipisahkan oleh firewall. Jika setelan ini dinonaktifkan dan sambungan UDP keluar difilter oleh firewall, maka komputer ini hanya dapat tersambung ke komputer host dalam jaringan lokal.
Memungkinkan penggunaan server STUN saat klien jarak jauh mencoba untuk membuat koneksi ke komputer ini.
Jika setelan ini diaktifkan, klien jarak jauh dapat menemukan dan tersambung ke komputer ini meskipun terpisah oleh firewall.
Jika setelan ini dinonaktifkan dan koneksi UDP yang keluar disaring oleh firewall, komputer ini hanya akan mengizinkan koneksi dari komputer klien dalam jaringan lokal.
Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, setelan tersebut akan diaktifkan.
Mengonfigurasi nama domain hosting yang dibutuhkan yang akan diberlakukan pada hosting akses jarak jauh dan mencegah pengguna mengubahnya.
Jika setelan ini diaktifkan, maka hosting dapat dibagikan hanya dengan menggunakan akun yang terdaftar pada nama domain yang ditentukan.
Jika setelan ini dinonaktifkan atau tidak disetel, hosting dapat dibagikan menggunakan akun apa pun.
Mengaktifkan autentikasi dua faktor untuk hosting akses jarak jauh sebagai ganti PIN yang ditentukan pengguna.
Jika setelan ini diaktifkan, maka pengguna harus memberikan kode dua faktor yang valid saat mengakses hosting.
Jika setelan ini dinonaktifkan atau tidak disetel, maka dua faktor tidak akan diaktifkan dan perilaku default yaitu menggunakan PIN yang ditentukan pengguna, akan digunakan.
Mengonfigurasi awalan TalkGadget yang akan digunakan oleh hosting akses jarak jauh dan mencegah pengguna mengubahnya.
Jika ditentukan, awalan ini ditambahkan di depan nama TalkGadget dasar untuk membuat nama domain TalkGadget lengkap. Nama domain TalkGadget dasar adalah '.talkgadget.google.com'.
Jika setelan ini diaktifkan, hosting akan menggunakan nama domain khusus saat mengakses TalkGadget sebagai ganti nama domain default.
Jika setelan ini dinonaktifkan atau tidak disetel, maka nama domain TalkGadget default ('chromoting-host.talkgadget.google.com') akan digunakan untuk semua hosting.
Klien akses jarak jauh tidak dipengaruhi oleh setelan kebijakan ini. Klien akses jarak jauh akan selalu menggunakan 'chromoting-client.talkgadget.google.com' untuk mengakses TalkGadget.
Mengaktifkan pemberian tirai hosting akses jarak jauh saat sambungan berlangsung.
Jika setelan ini diaktifkan, perangkat keluaran dan masukan fisik hosting akan dinonaktifkan saat sambungan jarak jauh berlangsung.
Jika setelan ini dinonaktifkan atau tidak disetel, baik pengguna lokal maupun pengguna jarak jauh dapat berinteraksi dengan hosting ketika sedang dibagikan.
Jika setelan diaktifkan atau dikonfigurasikan, pengguna dapat memilih untuk menyandingkan klien dan host pada waktu tersambung, menghilangkan keharusan untuk memasukkan PIN setiap waktu.
Jika setelan ini dinonaktifkan, fitur ini tidak akan tersedia.
Jika setelan ini diaktifkan, permintaan autentikasi gnubby akan dilakukan melalui proxy lewat sambungan hosting jarak jauh.
Jika setelan ini dinonaktifkan atau tidak dikonfigurasi, permintaan autentikasi gnubby tidak akan dilakukan melalui proxy.
Memungkinkan penggunaan server relay saat klien jarak jauh sedang mencoba membuat koneksi ke komputer ini.
Jika setelan diaktifkan, klien jarak jauh dapat menggunakan server relay untuk tersambung ke komputer ini saat koneksi langsung tidak tersedia (misalnya karena pembatasan firewall).
Perhatikan bahwa jika kebijakan RemoteAccessHostFirewallTraversal dinonaktifkan, kebijakan ini akan diabaikan.
Jika kebijakan dibiarkan tidak disetel, setelan tersebut akan diaktifkan.
Membatasi jangkauan port UDP yang digunakan oleh hosting akses jarak jauh di komputer ini.
Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, atau jika disetel ke string kosong, hosting akses jarak jauh akan diizinkan untuk menggunakan port apa pun yang tersedia, kecuali kebijakan RemoteAccessHostFirewallTraversal dinonaktifkan, dalam hal ini hosting akses jarak jauh akan menggunakan port UDP dalam jangkauan 12400-12409.
Requires that the name of the local user and the remote access host owner match.
If this setting is enabled, then the remote access host compares the name of the local user (that the host is associated with) and the name of the Google account registered as the host owner (i.e. "johndoe" if the host is owned by "johndoe@example.com" Google account). The remote access host will not start if the name of the host owner is different from the name of the local user that the host is associated with. RemoteAccessHostMatchUsername policy should be used together with RemoteAccessHostDomain to also enforce that the Google account of the host owner is associated with a specific domain (i.e. "example.com").
If this setting is disabled or not set, then the remote access host can be associated with any local user.
URL where remote access clients should obtain their authentication token.
If this policy is set, the remote access host will require authenticating clients to obtain an authentication token from this URL in order to connect. Must be used in conjunction with RemoteAccessHostTokenValidationUrl.
This feature is currently disabled server-side.
URL for validating remote access client authentication token.
If this policy is set, the remote access host will use this URL to validate authentication tokens from remote access clients, in order to accept connections. Must be used in conjunction with RemoteAccessHostTokenUrl.
This feature is currently disabled server-side.
Client certificate for connecting to RemoteAccessHostTokenValidationUrl.
If this policy is set, the host will use a client certificate with the given issuer CN to authenticate to RemoteAccessHostTokenValidationUrl. Set it to "*" to use any available client certificate.
This feature is currently disabled server-side.
Overrides policies on Debug builds of the remote access host.
The value is parsed as a JSON dictionary of policy name to policy value mappings.
Mengaktifkan penyimpanan sandi dan menggunakan sandi yang disimpan di Google Chrome. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, pengguna dapat membuat Google Chrome mengingat sandi dan menyediakan sandi tersebut secara otomatis saat pengguna masuk ke sebuah situs di masa mendatang. Jika Anda menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat menyimpan sandi atau menggunakan sandi yang sudah disimpan. Jika Anda mengaktifkan atau menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpa setelan ini di Google Chrome. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, kebijakan ini akan diaktifkan, namun pengguna dapat mengubahnya.
Mengontrol apakah pengguna dapat menampilkan sandi dalam teks yang jelas di dalam pengelola sandi. Jika Anda menonaktifkan penyetelan ini, pengelola sandi tidak mengizinkan untuk menampilkan sandi yang disimpan dalam bentuk teks yang jelas pada jendela pengelola sandi. Jika Anda mengaktifkan atau tidak menyetel kebijakan ini, pengguna dapat melihat sandi mereka dalam teks yang jelas di dalam pengelola sandi.
Menentukan panjang waktu tanpa masukan pengguna sebelum layar meredup saat menggunakan daya AC.
Saat kebijakan ini desetel ke nilai lebih besar dari nol, kebijakan menentukan panjang waktu pengguna tetap menganggur sebelum Google Chrome OS meredupkan layar.
Saat kebijakan ini disetel ke nol, Google Chrome OS tidak meredupkan layar saat pengguna menganggu.
Saat kebijakan ini tidak disetel, panjang waktu default akan digunakan.
Nilai kebijakan harus ditentukan dalam milidetik. Nilai dijepit hingga kurang dari atau setara dengan penundaan mematikan layar (jika disetel) dan penundaan waktu menganggur.
Menentukan panjang waktu tanpa masukan pengguna sebelum layar dimatikan ketika menggunakan daya AC.
Saat kebijakan ini disetel ke nilai yang lebih besar dari nol, nilai tersebut akan menentukan panjang waktu pengguna tetap menganggur sebelum Google Chrome OS mematikan layar.
Saat kebijakan ini disetel ke nol, Google Chrome OS tidak mematikan layar saat pengguna menganggur.
Saat kebijakan ini tidak disetel, panjang waktu default akan digunakan.
Nilai kebijakan ini harus ditentukan dalam milidetik. Nilai dijepit menjadi lebih sedikit dari penundaan waktu menganggur.
Menentukan panjang waktu tanpa masukan pengguna sebelum layar terkunci ketika menggunakan daya AC.
Saat kebijakan ini disetel ke nilai yang lebih besar dari nol, nilai tersebut akan menentukan panjang waktu pengguna tetap menganggur sebelum Google Chrome OS mengunci layar.
Saat kebijakan ini disetel ke nol, Google Chrome OS tidak mengunci layar saat pengguna menganggur.
Saat kebijakan ini tidak disetel, panjang waktu default digunakan.
Cara yang disarankan untuk mengunci layar saat menganggur adalah dengan mengaktifkan penangguhan penguncian layar dan meminta Google Chrome OS menangguhkan setelah masa menganggur ditunda. Kebijakan ini seharusnya hanya digunakan saat penguncian layar harus berlangsung selama jumlah waktu signifikan yang lebih cepat daripada ditangguhkan atau saat penundaan pada masa menganggur tidak diinginkan sama sekali.
Nilai kebijakan ini harus ditentukan dalam milidetik. Nilai dijepit menjadi lebih sedikit dari penundaan waktu menganggur.
Menentukan panjang waktu tanpa masukan pengguna yang setelahnya dialog peringatan akan ditampilkan saat menggunakan daya AC.
Saat kebijakan ini disetel, ini menentukan panjang waktu yang harus dilalui pengguna dalam kondisi menganggur sebelum Google Chrome OS menampilkan dialog peringatan yang memberi tahu pengguna bahwa tindakan menganggur akan dijalankan.
Saat kebijakan ini tidak disetel, dialog peringatan tidak akan ditampilkan.
Nilai kebijakan harus ditentukan dalam milidetik. Nilai dibatasi agar kurang dari atau sama dengan penundaan menganggur.
Menentukan panjang waktu tanpa masukan pengguna sebelum tindakan menganggur diambil saat menggunakan daya AC.
Saat kebijakan ini disetel, kebijakan menentukan panjang waktu pengguna harus tetap menganggur sebelum Google Chrome OS melakukan tindakan menganggur, yang dapat dikonfigurasikan secara terpisah.
Saat kebijakan ini tidak disetel, panjang waktu default digunakan.
Nilai kebijakan harus ditetapkan dalam milidetik.
Menentukan panjang waktu tanpa masukan pengguna sebelum layar meredup saat menggunakan daya baterai.
Saat kebijakan ini desetel ke nilai lebih besar dari nol, kebijakan menentukan panjang waktu pengguna tetap menganggur sebelum Google Chrome OS meredupkan layar.
Saat kebijakan ini disetel ke nol, Google Chrome OS tidak meredupkan layar saat pengguna menganggur.
Saat kebijakan ini tidak disetel, panjang waktu default akan digunakan.
Nilai kebijakan harus ditentukan dalam milidetik. Nilai dijepit hingga kurang dari atau setara dengan penundaan mematikan layar (jika disetel) dan penundaan waktu menganggur.
Menentukan panjang waktu tanpa masukan pengguna sebelum layar dimatikan ketika menggunakan daya baterai.
Saat kebijakan ini disetel ke nilai yang lebih besar dari nol, nilai tersebut akan menentukan panjang waktu pengguna tetap menganggur sebelum Google Chrome OS mematikan layar.
Saat kebijakan ini disetel ke nol, Google Chrome OS tidak mematikan layar saat pengguna menganggur.
Saat kebijakan ini tidak disetel, panjang waktu default akan digunakan.
Nilai kebijakan ini harus ditentukan dalam milidetik. Nilai dijepit menjadi lebih sedikit dari penundaan waktu menganggur.
Menentukan panjang waktu tanpa masukan pengguna sebelum layar terkunci ketika menggunakan daya baterai.
Saat kebijakan ini disetel ke nilai yang lebih besar dari nol, nilai tersebut akan menentukan panjang waktu pengguna tetap menganggur sebelum Google Chrome OS mengunci layar.
Saat kebijakan ini disetel ke nol, Google Chrome OS tidak mengunci layar saat pengguna menganggur.
Saat kebijakan ini tidak disetel, panjang waktu default digunakan.
Cara yang disarankan untuk mengunci layar saat menganggur adalah dengan mengaktifkan penangguhan penguncian layar dan meminta Google Chrome OS menangguhkan setelah masa menganggur ditunda. Kebijakan ini seharusnya hanya digunakan saat penguncian layar harus berlangsung selama jumlah waktu signifikan yang lebih cepat daripada ditangguhkan atau saat penundaan pada masa menganggur tidak diinginkan sama sekali.
Nilai kebijakan ini harus ditentukan dalam milidetik. Nilai dijepit menjadi lebih sedikit dari penundaan waktu menganggur.
Menentukan panjang waktu tanpa masukan pengguna yang setelahnya dialog peringatan akan ditampilkan saat menggunakan daya baterai.
Saat kebijakan ini disetel, ini menentukan panjang waktu yang harus dilalui pengguna dalam kondisi menganggur sebelum Google Chrome OS menampilkan dialog peringatan yang memberi tahu pengguna bahwa tindakan menganggur akan dijalankan.
Saat kebijakan ini tidak disetel, dialog peringatan tidak akan ditampilkan.
Nilai kebijakan harus ditentukan dalam milidetik. Nilai dibatasi agar kurang dari atau sama dengan penundaan menganggur.
Menentukan panjang waktu tanpa masukan pengguna sebelum tindakan menganggur diambil saat menggunakan daya baterai.
Saat kebijakan ini disetel, kebijakan menentukan panjang waktu pengguna harus tetap menganggur sebelum Google Chrome OS melakukan tindakan menganggur, yang dapat dikonfigurasikan secara terpisah.
Saat kebijakan ini tidak disetel, panjang waktu default digunakan.
Nilai kebijakan harus ditetapkan dalam milidetik.
Tentukan tindakan yang akan diambil saat penundaan nganggur dicapai.
Perlu dicatat bahwa kebijakan ini tidak digunakan lagi dan akan dihapus di masa mendatang.
Kebijakan ini memberikan nilai pengganti untuk kebijakan yang lebih spesifik IdleActionAC dan IdleActionBattery. Jika kebijakan disetel, nilainya yang didapat dapat digunakan jika masing-masing kebijakan yang lebih spesifik tidak disetel.
Saat kebijakan tidak disetel, perilaku kebijakan yang lebih spesifik tidak dibiarkan terpengaruh.
Tentukan tindakan saat penundaan nganggur dicapai ketika menjalankan daya AC.
Saat kebijakan ini disetel, menentukan tindakan Google Chrome OS yang diambil saat pengguna membiarkan menganggur untuk lamanya waktu yang diberikan oleh penundaan nganggur, yang dapat dikonfigurasikan secara terpisah.
Saat kebijakan tidak disetel, tindakan default diambil, yang ditangguhkan
Jika tindakan ditangguhkan, Google Chrome OS dapat dikonfigurasikan secara terpisah baik dengan layar terkunci atau tidak sebelum penangguhan.
Tentukan tindakan yang akan diambil saat penundaan nganggur dicapai ketika menjalankan daya baterai.
Saat kebijakan ini disetel, menentukan tindakan Google Chrome OS yang diambil saat pengguna membiarkan nganggur untuk lamanya waktu yang diberikan oleh penundaan nganggur, yang dapat dikonfigurasikan secara terpisah.
Saat kebijakan tidak disetel, tindakan default diambil, yaitu yang ditangguhkan
Jika tindakan ditangguhkan, Google Chrome OS dapat dikonfigurasikan secara terpisah baik layar terkunci atau pun tidak sebelum penangguhan.
Tentukan tindakan yang akan diambil saat pengguna menutup penutupnya.
Saat kebijakan ini disetel, kebijakan menentukan tindakan yang diambil oleh Google Chrome OS saat pengguna menutup penutup perangkat.
Saat kebijakan ini tidak disetel, tindakan default yang ditangguhkan diambil.
Jika tindakan ini ditangguhkan, Google Chrome OS dapat dikonfigurasi secara terpisah baik untuk mengunci atau tidak mengunci layar sebelum menangguhkan.
Menentukan apakah aktivitas audio mempengaruhi pengelolaan daya.
Jika kebijakan ini disetel ke True atau tidak disetel, pengguna tidak dianggap menganggur saat audio berputar. Hal ini mencegah waktu tunggu menganggur tercapai dan mencegah tindakan menganggur. Namun, peredupan layar, mematikan layar, dan penguncian layar akan dilakukan setelah waktu tunggu yang dikonfigurasikan, terlepas dari aktivitas audio.
Jika kebijakan ini disetel ke False, aktivitas audio tidak mencegah pengguna untuk dianggap menganggur.
Menentukan apakah aktivitas video memengaruhi pengelolaan daya.
Jika kebijakan ini disetel ke True atau tidak disetel, pengguna tidak dianggap menganggur saat video berputar. Hal ini mencegah penundaan waktu menganggur, penundaan peredupan layar, penundaan mematikan layar, dan penundaan penguncian layar tercapai serta mencegah tindakan tersebut dilakukan.
Jika kebijakan ini disetel ke Salah, aktivitas video tidak mencegah pengguna untuk dianggap menganggur.
Kebijakan ini tidak lagi digunakan sejak Google Chrome OS versi 29. Gunakan kebijakan PresentationScreenDimDelayScale sebagai gantinya.
Menentukan persentase yang digunakan untuk menskalakan penundaan layar redup saat perangkat dalam mode presentasi.
Jika kebijakan ini disetel, kebijakan menentukan persentase yang digunakan untuk menskalakan penundaan layar redup saat perangkat dalam mode presentasi. Saat penundaan layar redup diskalakan, penundaan status menganggur, kunci layar, layar mati akan disesuaikan agar jarak waktu dari penundaan layar redup seperti konfigurasi asal.
Jika kebijakan ini tidak disetel, faktor skala default akan digunakan.
Faktor skala harus 100% atau lebih. Nilai yang akan membuat penundaan layar redup dalam mode presentasi jadi lebih pendek daripada versi reguler tidak diizinkan.
Menentukan apakah penguncian layar saat bangun diizinkan atau tidak. Penguncian layar saat bangun dapat diminta dengan ekstensi melalui API ekstensi pengelola daya.
Jika kebijakan ini disetel ke true atau tidak disetel, penguncian layar saat bangun akan diterima demi pengelolaan daya.
Jika kebijakan ini disetel ke false, permintaan penguncian layar saat bangun akan diabaikan.
Menentukan persentase yang digunakan untuk menskalakan penundaan layar redup saat mengamati aktivitas pengguna selagi layar diredupkan atau tak lama setelah layar dimatikan.
Jika kebijakan ini disetel, kebijakan ini menentukan persentase yang digunakan untuk menskalakan penundaan layar redup saat mengamati aktivitas pengguna selagi layar diredupkan atau tak lama setelah layar dimatikan. Saat penundaan redup diskalakan, penundaan status menganggur, layar kunci, layar mati juga disesuaikan agar jarak waktu dari penundaan layar redup sesuai konfigurasi asli.
Jika kebijakan ini tidak disetel, faktor skala default akan digunakan.
Faktor skala harus 100% atau lebih.
Menentukan apakah penundaan pengelolaan daya dan batas lama sesi hanya mulai berjalan setelah aktivitas pengguna pertama teramati dalam sebuah sesi.
Jika kebijakan disetel ke True, penundaan pengelolaan daya dan batas lama sesi tidak mulai berjalan sampai aktivitas pengguna pertama teramati dalam sebuah sesi.
Jika kebijakan ini disetel ke False atau dibiarkan tidak disetel, penundaan pengelolaan daya dan batas lama sesi mulai berjalan langsung saat sesi dimulai.
Configure power management settings when the user becomes idle.
This policy controls multiple settings for the power management strategy when the user becomes idle.
There are four types of action: * The screen will be dimmed if the user remains idle for the time specified by |ScreenDim|. * The screen will be turned off if the user remains idle for the time specified by |ScreenOff|. * A warning dialog will be shown if the user remains idle for the time specified by |IdleWarning|, telling the user that the idle action is about to be taken. * The action specified by |IdleAction| will be taken if the user remains idle for the time specified by |Idle|.
For each of above actions, the delay should be specified in milliseconds, and needs to be set to a value greater than zero to trigger the corresponding action. In case the delay is set to zero, Google Chrome OS will not take the corresponding action.
For each of the above delays, when the length of time is unset, a default value will be used.
Note that |ScreenDim| values will be clamped to be less than or equal to |ScreenOff|, |ScreenOff| and |IdleWarning| will be clamped to be less than or equal to |Idle|.
|IdleAction| can be one of four possible actions: * |Suspend| * |Logout| * |Shutdown| * |DoNothing|
When the |IdleAction| is unset, the default action is taken, which is suspend.
There are also separate settings for AC power and battery.
Menentukan lamanya waktu tanpa masukan pengguna sebelum layar dikunci saat berjalan menggunakan daya AC atau baterai.
Jika lamanya waktu disetel ke nilai yang lebih besar dari nol, nilai tersebut mewakili lamanya waktu pengguna tetap menganggur sebelum Google Chrome OS mengunci layar.
Jika lamanya waktu disetel ke nol, Google Chrome OS tidak mengunci layar ketika pengguna menganggur.
Jika lamanya waktu tidak disetel, lama waktu default akan digunakan.
Cara yang disarankan untuk mengunci layar saat menganggur adalah dengan mengaktifkan penangguhan penguncian layar dan meminta Google Chrome OS menangguhkan setelah penundaan waktu menganggur. Sebaiknya hanya gunakan kebijakan ini saat penguncian layar perlu terjadi jauh lebih awal dibandingkan penangguhan atau saat penangguhan ketika menganggur tidak diinginkan sama sekali.
Nilai kebijakan harus ditetapkan dalam milidetik. Nilai dijepit agar kurang dari penundaan waktu menganggur.
Jika true, pengesahan jarak jauh diizinkan untuk perangkat dan sertifikat akan otomatis dibuat serta diunggah ke Server Pengelolaan Perangkat.
Jika disetel ke false, atau jika tidak disetel, sertifikat tidak akan dibuat dan panggilan ke API ekstensi enterprise.platformKeysPrivate akan gagal.
Jika disetel ke true, pengguna dapat menggunakan perangkat keras pada perangkat Chrome untuk membuktikan identitasnya dari jarak jauh ke CA privasi melalui API Kunci Platform Perusahaan chrome.enterprise.platformKeysPrivate.challengeUserKey().
Jika disetel ke false, atau jika tidak disetel, panggilan ke API akan gagal dengan suatu kode kesalahan.
Kebijakan ini menentukan ekstensi yang diizinkan untuk menggunakan API Kunci Platform Perusahaan chrome.enterprise.platformKeysPrivate.challengeUserKey() untuk pengesahan jarak jauh. Ekstensi harus ditambahkan ke daftar ini untuk menggunakan API.
Jika ekstensi tidak ada dalam daftar, atau daftar tidak disetel, panggilan ke API akan gagal dengan suatu kode kesalahan.
Perangkat Chrome OS dapat menggunakan atestasi jarak jauh (Akses Terverifikasi) untuk mendapatkan sertifikat yang diberikan oleh Chrome OS CA yang menyatakan bahwa perangkat tersebut memenuhi syarat untuk memutar konten yang dilindungi. Proses ini mencakup pengiriman informasi dukungan perangkat keras ke Chrome OS CA yang mengidentifikasi perangkat tersebut secara unik.
Jika disetel ke false, perangkat tidak akan menggunakan atestasi perlindungan konten jarak jauh dan tidak dapat memutar konten yang dilindungi.
Jika disetel ke true, atau tidak disetel, atestasi jarak jauh dapat digunakan untuk perlindungan konten.
Memungkinkan Anda mengonfigurasi perender HTML default saat Google Chrome Frame dipasang. Setelan default yang digunakan ketika kebijakan ini tidak disetel adalah mengizinkan browser host melakukan perenderan, tetapi Anda dapat menimpanya secara opsional dan membiarkan Google Chrome Frame merender laman HTML secara default.
Customize the list of URL patterns that should always be rendered by Google Chrome Frame.
If this policy is not set the default renderer will be used for all sites as specified by the 'ChromeFrameRendererSettings' policy.
For example patterns see https://www.chromium.org/developers/how-tos/chrome-frame-getting-started.
Customize the list of URL patterns that should always be rendered by the host browser.
If this policy is not set the default renderer will be used for all sites as specified by the 'ChromeFrameRendererSettings' policy.
For example patterns see https://www.chromium.org/developers/how-tos/chrome-frame-getting-started.
Memungkinkan Anda menentukan parameter tambahan yang digunakan saat Google Chrome Frame meluncurkan Google Chrome.
Jika kebijakan ini tidak disetel, baris perintah default akan digunakan.
Umumnya laman dengan X-UA-Compatible yang disetel ke chrome=1 akan dirender di Google Chrome Frame terlepas dari kebijakan 'ChromeFrameRendererSettings'.
Jika Anda mengaktifkan setelan ini, meta tag laman tidak akan dipindai.
Jika Anda menonaktifkan setelan ini, meta tag laman akan dipindai.
Jika kebijakan ini tidak disetel, meta tag laman akan dipindai.
Enables the use of a default search provider.
If you enable this setting, a default search is performed when the user types text in the omnibox that is not a URL.
You can specify the default search provider to be used by setting the rest of the default search policies. If these are left empty, the user can choose the default provider.
If you disable this setting, no search is performed when the user enters non-URL text in the omnibox.
If you enable or disable this setting, users cannot change or override this setting in Google Chrome.
If this policy is left not set, the default search provider is enabled, and the user will be able to set the search provider list.
This policy is not available on Windows instances that are not joined to an Active Directory domain.
Menentukan nama penyedia penelusuran default. Jika dibiarkan kosong atau tidak disetel, nama host yang ditentukan oleh URL penelusuran akan digunakan. Kebijakan ini hanya dipertimbangkan jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan kata kunci yang merupakan pintasan yang digunakan dalam omnibox guna memicu penelusuran untuk operator ini. Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, kata kunci tidak akan mengaktifkan penyedia penelusuran. Kebijakan ini hanya dipertimbangkan jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan URL mesin telusur yang digunakan saat melakukan penelusuran default. URL sebaiknya berisi string '{searchTerms}', yang akan diganti pada waktu kueri dengan istilah yang ditelusuri oleh pengguna. Opsi ini harus disetel ketika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan dan hanya akan diberlakukan jika opsi tersebut digunakan.
Tentukan URL mesin telusur yang digunakan untuk menyediakan saran penelusuran. URL sebaiknya berisi string '{searchTerms}', yang pada waktu kueri akan diganti dengan teks yang telah dimasukkan oleh pengguna sejauh ini. Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, tidak ada URL yang disarankan yang akan digunakan. Kebijakan ini hanya diterapkan jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan URL mesin telusur yang digunakan untuk memberikan hasil sekejap. URL harus berisi string '{searchTerms}', yang akan diganti pada waktu kueri dengan teks yang dimasukkan oleh pengguna hingga saat ini. Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, tidak ada hasil penelusuran sekejap yang akan disediakan. Kebijakan ini hanya diterapkan jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan URL ikon favorit dari penyedia penelusuran default. Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, ikon tidak akan ada untuk penyedia penelusuran. Kebijakan ini hanya berlaku jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan penyandiaksaraan karakter yang didukung oleh penyedia penelusuran. Penyandiaksaraan adalah nama-nama laman kode seperti UTF-8, GB2312, dan ISO-8859-1. Kode tersebut dicoba dalam urutan yang disediakan. Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, default yang akan digunakan adalah UTF-8. Kebijakan ini hanya dipatuhi jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan daftar URL pengganti yang dapat digunakan untuk mengekstrak istilah penelusuran dari mesin telusur. URL harus berisi string '{searchTerms}', yang akan digunakan untuk mengekstrak istilah penelusuran.
Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, tidak ada URL pengganti akan digunakan untuk mengekstrak istilah penelusuran.
Kebijakan ini hanya diterapkan jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Jika kebijakan ini disetel dan URL penelusuran yang disarankan dari omnibox berisi parameter ini dalam string kueri atau dalam pengenal fragmen, maka saran akan menampilkan istilah penelusuran dan penyedia penelusuran dan bukan URL penelusuran mentah.
Kebijakan ini adalah opsional. Jika tidak disetel, penggantian istilah penelusuran tidak akan dilakukan.
Kebijakan ini hanya akan ditaati jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan URL mesin telusur yang digunakan untuk menyediakan penelusuran gambar. Permintaan penelusuran akan dikirim menggunakan metode GET. Jika kebijakan DefaultSearchProviderImageURLPostParams disetel kemudian permintaan penelusuran gambar akan menggunakan metode POST.
Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, penelusuran gambar akan digunakan.
Kebijakan ini hanya dipatuhi jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan URL yang digunakan oleh mesin telusur untuk memberikan laman tab baru.
Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, laman tab baru tidak akan diberikan.
Kebijakan ini dipatuhi hanya jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan parameter yang digunakan saat menelusuri URL dengan POST. Berisi pasangan nama/nilai yang dipisahkan koma. Jika nilai adalah parameter template, seperti {searchTerms} dalam contoh di atas, akan diganti dengan data istilah penelusuran nyata.
Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, permintaan penelusuran instan akan dikirim menggunakan metode GET.
Kebijakan ini hanya dikhususkan jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan parameter yang digunakan saat melakukan penelusuran saran dengan POST. Terdiri dari pasangan nama/nilai yang dipisahkan koma. Jika nilai parameter template, seperti {searchTerms} pada contoh di atas, akan diganti dengan data istilah penelusuran nyata.
Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, sarankan permintaan saran penelusuran akan dikirim menggunakan metode GET.
Kebijakan ini hanya dipatuhi jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan parameter yang digunakan saat melakukan penelusuran instan dengan POST. Berisi pasangan nama/nilai yang dipisahkan koma. Jika nilai adalah parameter template, seperti {searchTerms} dalam contoh di atas, akan diganti dengan data istilah penelusuran nyata.
Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, permintaan penelusuran instan akan dikirim menggunakan metode GET.
Kebijakan ini hanya dipatuhi jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Menentukan parameter yang digunakan saat melakukan penelusuran gambar dengan POST. Berisi pasangan nama/nilai yang dipisahkan koma. Jika nilai adalah parameter template, seperti {imageGambar kecil} contoh di atas, akan diganti dengan data thumbnail gambar nyata.
Kebijakan ini bersifat opsional. Jika tidak disetel, permintaan penelusuran akan dikirim menggunakan metode GET.
Kebijakan ini hanya dipatuhi jika kebijakan 'DefaultSearchProviderEnabled' diaktifkan.
Memungkinkan Anda menentukan hosting perpesanan asli mana yang seharusnya tidak dimuat.
Nilai daftar hitam '*' menunjukkan bahwa semua hosting perpesanan asli dimasukkan daftar hitam kecuali dicantumkan dalam daftar putih dengan jelas.
Jika kebijakan ini tidak disetel, Google Chrome akan memuat semua hosting perpesanan asli yang terpasang.
Memungkinkan Anda menentukan hosting perpesanan asli mana yang tidak termasuk daftar hitam.
Nilai daftar hitam * menunjukkan bahwa semua hosting perpesanan asli dimasukkan dalam daftar hitam dan hanya hosting perpesanan asli yang tercantum dalam daftar putih yang akan dimuat.
Secara default, semua hosting perpesanan asli dimasukkan dalam daftar putih, namun jika semua hosting perpesanan asli telah dimasukkan dalam daftar hitam sesuai dengan kebijakan, daftar putih dapat digunakan untuk menggantikan kebijakan tersebut.
Memungkinkan pemasangan tingkat pengguna pada host Native Messaging.
Jika setelan ini diaktifkan, Google Chrome memungkinkan penggunaan host Native Messaging dipasang pada tingkat pengguna.
Jika setelan ini dinonaktifkan Google Chrome hanya akan menggunakan host Native Messaging yang dipasang pada tingkat sistem.
Jika setelan ini tidak disetel Google Chrome akan memungkinkan penggunaan host Native Messaging pada tingkat pengguna.
Memungkinkan Anda menentukan server proxy yang digunakan oleh Google Chrome dan mencegah pengguna mengubah setelan proxy. Jika Anda memilih untuk tidak pernah menggunakan server proxy dan selalu tersambung secara langsung, semua opsi lain akan diabaikan. Jika Anda memilih menggunakan setelan proxy sistem atau mendeteksi server proxy secara otomatis, semua opsi lain akan diabaikan. Jika Anda memilih mode proxy server tetap, Anda dapat menentukan opsi lebih lanjut di 'Alamat atau URL server proxy' dan 'Daftar peraturan pengabaian proxy yang dipisahkan koma'. Jika Anda memilih untuk menggunakan skrip .pac proxy, Anda harus menentukan URL dalam skrip di 'URL ke file .pac proxy'. Untuk contoh mendetail, kunjungi: https://www.chromium.org/developers/design-documents/network-settings#TOC-Command-line-options-for-proxy-sett Jika Anda mengaktifkan setelan ini, Google Chrome akan mengabaikan semua opsi yang berhubungan dengan proxy yang ditentukan dalam baris perintah. Membiarkan kebijakan ini tanpa disetel akan memungkinkan pengguna memilih sendiri setelan proxy.
Kebijakan ini sudah usang, gunakan ProxyMode sebagai gantinya. Memungkinkan Anda menentukan server proxy yang digunakan oleh Google Chrome dan mencegah pengguna mengubah setelan proxy. Jika Anda memilih untuk tidak pernah menggunakan server proxy dan selalu tersambung secara langsung, semua opsi lain akan diabaikan. Jika Anda memilih menggunakan setelan proxy sistem atau mendeteksi server proxy secara otomatis, semua opsi lain akan diabaikan. Jika Anda memilih setelan proxy manual, Anda dapat menentukan opsi lebih lanjut di 'Alamat atau URL server proxy', 'URL ke file .pac proxy', dan 'Daftar peraturan pengabaian proxy yang dipisahkan koma'. Untuk contoh mendetailnya, kunjungi: https://www.chromium.org/developers/design-documents/network-settings#TOC-Command-line-options-for-proxy-sett Jika Anda mengaktifkan setelan ini, Google Chrome mengabaikan semua opsi yang berhubungan dengan proxy yang ditentukan dari baris perintah. Membiarkan kebijakan ini tidak disetel akan mengizinkan pengguna memilih setelan proxy sendiri.
Anda dapat menentukan URL proxy server di sini. Kebijakan ini hanya berlaku jika Anda telah memilih setelan proxy manual di 'Pilih cara menentukan setelan server proxy'. Anda harus membiarkan kebijakan ini tidak disetel jika Anda telah memilih mode lain untuk menyetel kebijakan proxy. Untuk opsi lain dan contoh mendetail, kunjungi: https://www.chromium.org/developers/design-documents/network-settings#TOC-Command-line-options-for-proxy-sett
Anda dapat menentukan URL ke file .pac proxy di sini. Kebijakan ini hanya berlaku jika Anda telah memilih setelan proxy manual di 'Pilih cara menentukan setelan server proxy'. Anda harus membiarkan kebijakan ini tidak disetel jika telah memilih mode lain untuk kebijakan proxy setelan. Untuk contoh mendetail, kunjungi: https://www.chromium.org/developers/design-documents/network-settings#TOC-Command-line-options-for-proxy-sett
Google Chrome akan mengabaikan setiap proxy untuk daftar host yang diberikan di sini. Kebijakan ini hanya berlaku jika Anda telah memilih setelan proxy manual di 'Pilih cara menentukan setelan server proxy'. Anda harus membiarkan kebijakan ini tidak disetel jika telah memilih setiap mode lain untuk kebijakan proxy setelan. Untuk contoh yang lebih mendetail, kunjungi: https://www.chromium.org/developers/design-documents/network-settings#TOC-Command-line-options-for-proxy-sett
Allows you to set whether websites are allowed to set local data. Setting local data can be either allowed for all websites or denied for all websites.
If this policy is set to 'Keep cookies for the duration of the session' then cookies will be cleared when the session closes. Note that if Google Chrome is running in 'background mode', the session may not close when the last window is closed. Please see the 'BackgroundModeEnabled' policy for more information about configuring this behavior.
If this policy is left not set, 'AllowCookies' will be used and the user will be able to change it.
Memungkinkan Anda menyetel apakah situs diizinkan untuk menampilkan gambar. Menampilkan gambar dapat diizinkan untuk semua situs web atau ditolak untuk semua situs web. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, 'AllowImages' akan digunakan dan pengguna dapat mengubahnya.
Memungkinkan Anda menyetel apakah situs web diizinkan menjalankan JavaScript. Menjalankan JavaScript dapat diizinkan atau ditolak untuk semua situs web. Jika kebijakan ini tidak disetel, 'AllowJavaScript' akan digunakan dan pengguna dapat mengubahnya.
Memungkinkan Anda untuk menyetel apakah situs web diizinkan untuk menjalankan plugin secara otomatis. Plugin yang berjalan secara otomatis dapat diizinkan untuk semua situs web atau ditolak untuk semua situs web.
Klik untuk mainkan memungkinkan plugin berjalan, tetapi pengguna harus mengekliknya untuk memulai eksekusi.
Jika kebijakan ini tidak disetel, 'AllowPlugins' akan digunakan dan pengguna akan dapat mengubahnya.
Memungkinkan Anda menyetel apakah situs web diizinkan untuk menampilkan munculan. Menampilkan munculan dapat diizinkan untuk semua situs web atau ditolak untuk semua situs web. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, 'BlockPopups' akan digunakan dan pengguna dapat mengubahnya.
Memungkinkan Anda menyetel apakah situs web diizinkan untuk menampilkan pemberitahuan desktop. Menampilkan pemberitahuan desktop dapat diizinkan secara default, ditolak secara default, atau pengguna dapat ditanya setiap kali sebuah situs web ingin menampilkan pemberitahuan desktop. Jika kebijakan ini tidak disetel, 'AskNotifications' akan digunakan dan pengguna dapat mengubahnya.
Memungkinkan Anda mengatur apakah situs web diizinkan untuk melacak lokasi fisik pengguna. Melacak lokasi fisik pengguna dapat diizinkan secara default, ditolak secara default, atau pengguna dapat ditanya setiap kali sebuah situs web meminta lokasi fisik. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, 'AskGeolocation' akan digunakan dan pengguna dapat mengubahnya.
Memungkinkan Anda menyetel apakah situs web diizinkan untuk mengakses perangkat tangkap media. Akses ke perangkat tangkap media dapat diizinkan secara default, atau dapat ditanyakan pada pengguna setiap saat situs web ingin mendapatkan akses ke perangkat tangkap media.
Jika kebijakan ini tidak disetel, 'PromptOnAccess' akan digunakan dan pengguna dapat mengubahnya.
Memungkinkan Anda menentukan daftar pola url yang menentukan situs agar Google Chrome otomatis memilih sertifikat klien, jika situs meminta sertifikat. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, pemilihan otomatis tidak akan dilakukan di situs mana pun.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola url yang menentukan situs yang diizinkan untuk menyetel cookie. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, nilai default global akan digunakan untuk semua situs, baik dari kebijakan 'DefaultCookiesSetting', jika disetel, atau konfigurasi pribadi pengguna.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola url yang menentukan situs yang tidak diizinkan untuk menyetel cookie. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, nilai default global akan digunakan untuk semua situs, baik dari kebijakan 'DefaultCookiesSetting', jika disetel, atau konfigurasi pribadi pengguna.
Allows you to set a list of url patterns that specify sites which are allowed to set session only cookies.
If this policy is left not set the global default value will be used for all sites either from the 'DefaultCookiesSetting' policy if it is set, or the user's personal configuration otherwise.
Note that if Google Chrome is running in 'background mode', the session may not be closed when the last browser window is closed, but will instead stay active until the browser exits. Please see the 'BackgroundModeEnabled' policy for more information about configuring this behavior.
If the "RestoreOnStartup" policy is set to restore URLs from previous sessions this policy will not be respected and cookies will be stored permanently for those sites.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola url yang menentukan situs yang diizinkan untuk menampilkan gambar. Jika kebijakan ini dibiarkan tanpa disetel, nilai global default akan digunakan untuk semua situs, baik dari kebijakan 'DefaultImagesSetting', jika disetel, maupun konfigurasi pribadi pengguna.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola URL yang menentukan situs yang tidak diizinkan untuk menampilkan gambar. Jika kebijakan ini tidak disetel, nilai global default akan digunakan untuk semua situs, baik dari kebijakan 'DefaultImagesSetting', jika disetel, atau konfigurasi pribadi pengguna.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola url yang menentukan situs yang tidak diizinkan untuk menjalankan JavaScript. Jika kebijakan ini tidak disetel, nilai default global akan digunakan untuk semua situs, baik dari kebijakan 'DefaultJavaScriptSetting', jika disetel, ataupun dari konfigurasi pribadi pengguna.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola url yang menentukan situs yang tidak diizinkan untuk menjalankan JavaScript. Jika kebijakan ini tidak disetel, nilai default global akan digunakan untuk semua situs, baik dari kebijakan 'DefaultJavaScriptSetting', jika disetel, ataupun dari konfigurasi pribadi pengguna.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola url yang menentukan situs yang diizinkan untuk menjalankan plugin. Jika kebijakan ini tidak disetel, nilai default global akan digunakan untuk semua situs, baik dari kebijakan 'DefaultPluginsSetting', jika disetel, atau konfigurasi pribadi pengguna.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola url yang menentukan situs yang tidak diizinkan untuk menjalankan plugin. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, nilai default global akan digunakan untuk semua situs baik dari kebijakan 'DefaultPluginsSetting' jika disetel, atau konfigurasi pribadi pengguna.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola url yang menentukan situs yang diizinkan membuka munculan. Jika kebijakan ini tidak disetel, nilai default global akan digunakan untuk semua situs, baik dari kebijakan 'DefaultPopupsSetting', jika disetel, atau konfigurasi pribadi pengguna.
Memungkinkan Anda mendaftarkan daftar penangan protokol. Ini hanya dapat menjadi kebijakan yang disarankan. Properti |protokol| sebaiknya disetel ke skema seperti 'mailto' dan properti |url| sebaiknya disetel ke pola URL aplikasi yang menangani skema. Pola tersebut dapat berisi '%s', yang apabila disajikan akan menggantikan URL yang ditangani.
Penangan protokol yang didaftarkan oleh kebijakan digabung dengan penangan protokol yang didaftarkan oleh pengguna dan keduanya tersedia untuk digunakan. Pengguna dapat mengganti penangan protokol yang dipasang oleh kebijakan dengan memasang penangan default baru, namun pengguna tidak dapat membuang penangan protokol yang didaftarkan oleh kebijakan.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola URL yang menentukan situs yang tidak diizinkan untuk membuka munculan. Jika kebijakan ini tidak disetel, nilai default global akan digunakan untuk semua situs baik dari kebijakan 'DefaultPopupsSetting', jika disetel, atau konfigurasi pribadi pengguna.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola url yang menentukan situs yang tidak diizinkan untuk menampilkan pemberitahuan. Jika kebijakan ini tidak disetel, nilai default global akan digunakan untuk semua situs, baik dari kebijakan 'DefaultNotificationsSetting', jika disetel, atau konfigurasi pribadi pengguna.
Memungkinkan Anda menyetel daftar pola url yang menentukan situs yang tidak diizinkan untuk menampilkan pemberitahuan. Jika kebijakan ini tidak disetel, nilai default global akan digunakan untuk semua situs, baik dari kebijakan 'DefaultNotificationsSetting', jika disetel, atau konfigurasi pribadi pengguna.
Menampilkan opsi aksesibilitas Google Chrome OS dalam menu sistem.
Jika kebijakan ini disetel ke true, opsi Aksesibilitas selalu muncul dalam menu baki sistem.
Jika kebijakan ini disetel ke false, opsi Aksesibilitas tidak akan pernah muncul di menu baki sistem.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menggantinya.
Jika kebijakan ini tidak disetel, opsi Aksesibilitas tidak akan muncul di menu baki sistem, namun pengguna dapat menyebabkan opsi Aksesibilitas untuk muncul via laman Setelan.
Mengaktifkan fitur aksesibilitas kursor besar.
Jika kebijakan ini disetel ke true, kursor besar akan selalu diaktifkan.
Jika kebijakan ini disetel ke false, kursor besar akan selalu dinonaktifkan.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpanya.
Jika kebijakan ini tidak disetel, kursor besar pertama-tama akan dinonaktifkan, namun dapat diaktifkan oleh pengguna kapan saja.
Mengaktifkan fitur aksesibilitas masukan yang diucapkan.
Jika kebijakan ini disetel ke true, masukan yang diucapkan akan selalu diaktifkan.
Jika kebijakan ini disetel ke false, masukan yang diucapkan akan selalu dinonaktifkan.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpanya.
Jika kebijakan ini tidak disetel, masukan yang diucapkan pertama-tama dinonaktifkan, namun dapat diaktifkan oleh pengguna kapan saja.
Mengaktifkan fitur aksesibilitas mode kontras tinggi.
Jika kebijakan ini disetel ke true, mode kontras tinggi akan selalu diaktifkan.
Jika kebijakan ini disetel ke false, mode kontras tinggi akan selalu dinonaktifkan.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpanya.
Jika kebijakan ini tidak disetel, mode kontras tinggi pertama-tama dinonaktifkan, namun dapat diaktifkan oleh pengguna kapan saja.
Mengaktifkan fitur aksesibilitas keyboard di layar.
Jika kebijakan ini disetel ke true, keyboard di layar akan selalu diaktifkan.
Jika kebijakan ini disetel ke false, keyboard di layar akan selalu dinonaktifkan.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menggantinya.
Jika kebijakan ini tidak disetel, keyboard di layar awalnya dinonaktifkan namun dapat diaktifkan oleh pengguna kapan saja.
Mengubah perilaku default tombol baris teratas ke tombol fungsi.
Jika kebijakan ini disetel ke true, tombol baris teratas keyboard akan membuat perintah tombol fungsi per default. Tombol penelusuran harus ditekan untuk mengembalikan perilakunya ke tombol media.
Jika kebijakan ini disetel ke false atau dibiarkan tidak disetel, keyboard akan membuat perintah tombol media per default dan perintah tombol fungsi saat tombol penelusuran ditahan.
Menyetel jenis lup yang diaktifkan.
Jika kebijakan ini disetel, kebijakan ini mengontrol jenis lup layar yang diaktifkan. Menyetel kebijakan ke "None" akan menonaktifkan lup.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpanya.
Jika kebijakan ini tidak disetel, pertama-tama lup dinonaktifkan, namun dapat diaktifkan oleh pengguna kapan saja.
Menyetel status default fitur aksesibilitas kursor besar di layar masuk.
Jika kebijakan ini disetel ke true, kursor besar akan diaktifkan saat layar masuk ditampilkan.
Jika kebijakan ini disetel ke false, kursor besar akan dinonaktifkan saat layar masuk ditampilkan.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna dapat menimpanya untuk sementara dengan mengaktifkan atau menonaktifkan kursor besar. Namun, pilihan pengguna tidak bersifat permanen dan setelan default akan dipulihkan kapan pun layar masuk ditampilkan lagi atau pengguna menganggur di layar masuk selama satu menit.
Jika kebijakan ini tidak disetel, kursor besar dinonaktifkan saat layar masuk ditampilkan untuk pertama kali. Pengguna dapat mengaktifkan atau menonaktifkan kursor besar kapan pun dan statusnya di layar masuk bersifat permanen antar pengguna.
Menyetel status default fitur aksesibilitas masukan yang diucapkan di layar masuk.
Jika kebijakan ini disetel ke true, masukan yang diucapkan akan diaktifkan saat layar masuk ditampilkan.
Jika kebijakan ini disetel ke false, masukan yang diucapkan akan dinonaktifkan saat layar masuk ditampilkan.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna dapat menimpanya untuk sementara dengan mengaktifkan atau menonaktifkan masukan yang diucapkan. Namun, pilihan pengguna tidak bersifat permanen dan setelan default akan dipulihkan kapan pun layar masuk ditampilkan lagi atau pengguna tetap menganggur di layar masuk selama satu menit.
Jika kebijakan ini tidak disetel, masukan yang diucapkan akan dinonaktifkan saat layar masuk ditampilkan untuk pertama kali. Pengguna dapat mengaktifkan atau menonaktifkan masukan yang diucapkan kapan saja dan statusnya di layar masuk bersifat permanen antar pengguna.
Menyetel status default fitur aksesibilitas mode kontras tinggi di layar masuk.
Jika kebijakan ini disetel ke true, mode kontras tinggi akan diaktifkan saat layar masuk ditampilkan.
Jika kebijakan ini disetel ke false, mode kontras tinggi akan dinonaktifkan saat layar masuk ditampilkan.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna dapat menimpanya untuk sementara dengan mengaktifkan atau menonaktifkan mode kontras tinggi. Namun, pilihan pengguna tidak bersifat permanen dan setelan default akan dipulihkan kapan pun layar masuk ditampilkan lagi atau pengguna tetap menganggur di layar masuk selama satu menit.
Jika kebijakan ini tidak disetel, mode kontras tinggi dinonaktifkan saat layar masuk ditampilkan untuk pertama kali. Pengguna dapat mengaktifkan atau menonaktifkan mode kontras tinggi kapan saja dan statusnya di layar masuk bersifat permanen antar pengguna.
Menyetel status default fitur aksesibilitas keyboard di layar pada layar masuk.
Jika kebijakan ini disetel ke true, keyboard di layar akan diaktifkan saat layar masuk ditampilkan.
Jika kebijakan ini disetel ke false, keyboard di layar akan dinonaktifkan saat layar masuk ditampilkan.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna dapat menggantinya untuk sementara dengan mengaktifkan atau menonaktifkan keyboard di layar. Akan tetapi, pilihan pengguna tidak bersifat tetap dan setelan default akan dipulihkan ketika layar masuk ditampilkan kembali atau pengguna menganggur di layar masuk selama satu menit.
Jika kebijakan ini tidak disetel, keyboard di layar akan dinonaktifkan ketika layar masuk ditampilkan untuk pertama kali. Pengguna dapat mengaktifkan atau menonaktifkan keyboard di layar kapan saja dan statusnya pada layar masuk bersifat tetap antarpengguna.
Menyetel jenis lup default yang diaktifkan di layar masuk.
Jika kebijakan ini disetel, kebijakan ini mengontrol jenis lup yang diaktifkan saat layar masuk ditampilkan. Menyetel kebijakan ini ke "None" menonaktifkan lup.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna dapat menimpanya untuk sementara dengan mengaktifkan atau menonaktifkan lup. Namun, pilihan pengguna tidak bersifat permanen dan setelan default akan dipulihkan kapan pun layar masuk ditampilkan lagi atau pengguna tetap menganggur di layar masuk selama satu menit.
Jika kebijakan ini tidak disetel, lup dinonaktifkan saat layar masuk ditampilkan untuk pertama kali. Pengguna dapat mengaktifkan atau menonaktifkan lup kapan saja dan statusnya di layar masuk bersifat permanen antar pengguna.
Jika disetel ke true, pengguna yang dilindungi dapat dibuat dan digunakan.
Jika disetel ke false atau tidak dikonfigurasi, pembuatan dan proses masuk pengguna yang dilindungi akan dinonaktifkan. Semua pengguna diawasi yang sudah ada akan tersembunyi.
CATATAN: Perilaku default untuk perangkat pelanggan dan perusahaan berbeda: pada perangkat pelanggan, pengguna yang dilindungi diaktifkan secara default, namun pada perangkat perusahaan, pengguna yang dilindungi dinonaktifkan secara default.
Jika disetel ke false, pembuatan pengguna yang dilindungi oleh pengguna ini akan dinonaktifkan. Pengguna diawasi mana pun yang sudah ada akan tetap tersedia.
Jika disetel ke true atau tidak dikonfigurasi, pengguna yang dilindungi dapat dibuat dan dikelola oleh pengguna ini.
Memungkinkan akses ke file lokal pada mesin dengan mengizinkan Google Chrome menampilkan dialog pemilihan file. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, pengguna dapat membuka dialog pemilihan file seperti biasa. Jika Anda menonaktifkan setelan ini, setiap kali pengguna melakukan tindakan yang akan memicu dialog pemilihan file (seperti mengimpor bookmark, mengunggah file, menyimpan tautan, dll.), yang akan ditampilkan adalah pesan, dan pengguna dianggap telah mengeklik Batal pada dialog pemilihan file. Jika setelan ini tidak disetel, pengguna dapat membuka dialog pemilihan file seperti biasa.
Mengizinkan Google Chrome menjalankan plugin yang kedaluwarsa. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, plugin yang kedaluwarsa digunakan sebagai plugin normal. Jika Anda menonaktifkan setelan ini, plugin yang kedaluwarsa tidak akan digunakan dan pengguna tidak akan dimintai izin untuk menjalankannya. Jika setelan ini tidak disetel, pengguna akan dimintai izin untuk menjalankan plugin yang kedaluwarsa.
Memungkinkan penggunaan laman kesalahan alternatif yang disertakan di dalam Google Chrome (misalnya 'laman tidak ditemukan') dan mencegah pengguna mengubah setelan ini. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, laman kesalahan alternatif akan digunakan. Jika Anda menonaktifkan setelan ini, laman kesalahan alternatif tidak akan pernah digunakan. Jika Anda mengaktifkan atau menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpa setelan di Google Chrome. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, setelan ini akan diaktifkan, namun pengguna dapat mengubahnya.
Mengizinkan Google Chrome menjalankan plugin yang membutuhkan otorisasi. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, plugin yang tidak kedaluwarsa selalu berjalan. Jika setelan ini dinonaktifkan atau tidak disetel, pengguna akan dimintai izin untuk menjalankan plugin yang membutuhkan otorisasi. Ini adalah plugin yang dapat meretas keamanan.
Mengonfigurasi lokal aplikasi di Google Chrome dan mencegah pengguna mengubah lokal tersebut. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, Google Chrome akan menggunakan lokal yang ditentukan. Jika lokal terkonfigurasi tidak didukung, 'en-US' akan digunakan. Jika setelan ini dinonaktifkan atau tidak disetel, Google Chrome akan menggunakan lokal terpilih yang ditentukan pengguna (jika dikonfigurasi), lokal sistem, atau lokal pengganti 'en-US'.
Mengizinkan atau menolak penangkapan audio.
Jika diaktifkan atau tidak dikonfigurasi (default), pengguna akan dimintai akses penangkapan audio kecuali untuk URL yang dikonfigurasi di daftar AudioCaptureAllowedUrls yang akan diberi akses tanpa meminta.
Jika kebijakan ini dinonaktifkan, pengguna tidak akan pernah diminta dan penangkapan audio hanya tersedia untuk URL yang dikonfigurasi dalam AudioCaptureAllowedUrls.
Kebijakan ini mempengaruhi semua jenis masukan audio dan tidak hanya mikrofon yang ada di dalam.
Patterns in this list will be matched against the security origin of the requesting URL. If a match is found, access to audio capture devices will be granted without prompt.
NOTE: Until version 45, this policy was only supported in Kiosk mode.
Mengizinkan pemutaran audio.
Jika kebijakan ini disetel ke false, keluaran audio tidak akan tersedia pada perangkat ketika pengguna masuk.
Kebijakan ini memengaruhi semua jenis keluaran audio dan bukan hanya pengeras suara yang ada di dalamnya. Fitur aksesibilitas audio juga dilarang oleh kebijakan ini. Jangan aktifkan kebijakan ini jika pengguna membutuhkan pembaca layar.
Jika kebijakan ini disetel ke true atau tidak dikonfigurasi, pengguna dapat menggunakan semua keluaran audio yang didukung pada perangkatnya.
Kebijakan ini tidak lagi digunakan. Google Chrome OS akan selalu menggunakan strategi pembersihan 'RemoveLRU'.
Mengontrol perilaku pembersihan otomatis di perangkat Google Chrome OS. Pembersihan otomatis dipicu saat jumlah ruang disk kosong mencapai level kritis guna memulihkan sejumlah ruang disk.
Jika kebijakan ini disetel ke 'RemoveLRU', pembersihan otomatis akan terus membuang pengguna dari perangkat dalam urutan yang paling lama tidak diakses hingga terdapat ruang kosong yang memadai.
Jika kebijakan ini disetel ke 'RemoveLRUIfDormant', pembersihan otomatis akan tetap membuang pengguna yang tidak melakukan proses masuk minimal selama 3 bulan dalam urutan yang paling lama tidak diakses hingga terdapat ruang kosong yang memadai.
Jika kebijakan ini tidak disetel, pembersihan otomatis menggunakan strategi yang tertanam secara default. Saat ini, itu adalah strategi 'RemoveLRUIfDormant'.
Mengaktifkan fitur IsiOtomatis Google Chrome dan memungkinkan pengguna melengkapi formulir web secara otomatis menggunakan informasi yang tersimpan sebelumnya seperti alamat atau informasi kartu kredit. Jika Anda menonaktifkan setelan ini, IsiOtomatis tidak akan dapat diakses pengguna. Jika Anda mengaktifkan setelan ini atau tidak menyetel nilai, IsiOtomatis akan tetap berada di bawah kontrol pengguna. Cara ini akan memungkinkan pengguna mengonfigurasi profil IsiOtomatis dan mengaktifkan atau menonaktifkan IsiOtomatis sesuai keinginan mereka.
Determines whether a Google Chrome process is started on OS login and keeps running when the last browser window is closed, allowing background apps and the current browsing session to remain active, including any session cookies. The background process displays an icon in the system tray and can always be closed from there.
If this policy is set to True, background mode is enabled and cannot be controlled by the user in the browser settings.
If this policy is set to False, background mode is disabled and cannot be controlled by the user in the browser settings.
If this policy is left unset, background mode is initially disabled and can be controlled by the user in the browser settings.
Mencekal cookie pihak ketiga. Mengaktifkan setelan ini akan mencegah cookie disetel oleh elemen laman web yang tidak berasal dari domain yang ada di bilah alamat browser. Menonaktifkan setelan ini akan mengizinkan cookie disetel oleh elemen laman web yang tidak berasal dari domain yang ada di bilah alamat browser dan mencegah pengguna mengubah setelan tersebut. Jika kebijakan ini tidak disetel, cookie pihak ketiga akan diaktifkan, namun pengguna dapat mengubahnya.
Mengaktifkan bilah bookmark di Google Chrome. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, Google Chrome akan menampilkan bilah bookmark. Jika Anda menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak akan pernah melihat bilah bookmark. Jika Anda mengaktifkan atau menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpanya di Google Chrome. Jika setelan ini tidak disetel, pengguna dapat memutuskan untuk menggunakan fungsi ini atau tidak.
If this policy is set to true or not configured, Google Chrome will allow Add Person from the user manager.
If this policy is set to false, Google Chrome will not allow creation of new profiles from the profile manager.
If this policy is set to true or not configured, Google Chrome will enable guest logins. Guest logins are Google Chrome profiles where all windows are in incognito mode.
If this policy is set to false, Google Chrome will not allow guest profiles to be started.
Mengontrol apakah klien DNS di dalamnya digunakan di Google Chrome.
Jika kebijakan ini disetel ke benar, klien DNS yang ada di dalamnya akan digunakan, jika tersedia.
Jika kebijakan ini disetel ke salah, klien DNS yang ada di dalamnya tidak akan pernah digunakan.
Jika kebijakan dibiarkan tidak disetel, pengguna akan dapat mengubah apakah klien DNS yang ada di dalamnya digunakan dengan mengedit chrome://flags atau menentukan tanda baris perintah.
This policy allows Google Chrome OS to bypass any proxy for captive portal authentication.
This policy only takes effect if a proxy is configured (for example through policy, by the user in chrome://settings, or by extensions).
If you enable this setting, any captive portal authentication pages (i.e. all web pages starting from captive portal signin page until Google Chrome detects succesful internet connection) will be displayed in a separate window ignoring all policy settings and restrictions for the current user.
If you disable this setting or leave it unset, any captive portal authentication pages will be shown in a (regular) new browser tab, using the current user's proxy settings.
Mengaktifkan kunci bila perangkat Google Chrome OS menganggur atau ditangguhkan.
Jika Anda mengaktifkan setelan ini, pengguna akan dimintai sandi untuk membuka kunci perangkat dari mode tidur.
Jika Anda menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak akan dimintai sandi untuk membuka kunci perangkat dari mode tidur.
Jika Anda mengaktifkan atau menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpa setelan ini.
Jika kebijakan dibiarkan tidak disetel, maka pengguna dapat memilih apakah mereka ingin diminta untuk memasukkan sandi untuk membuka kunci perangkat atau tidak.
Mengontrol perilaku pengguna di sesi multi profil di perangkat Google Chrome OS.
Jika kebijakan ini disetel ke 'MultiProfileUserBehaviorUnrestricted', pengguna dapat menjadi pengguna utama atau sekunder di sesi multi profil.
Jika kebijakan ini disetel ke 'MultiProfileUserBehaviorMustBePrimary', pengguna hanya dapat menjadi pengguna utama di sesi multi profil.
Jika kebijakan ini disetel ke 'MultiProfileUserBehaviorNotAllowed', pengguna tidak dapat menjadi bagian sesi multi profil.
Jika Anda menyetel setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau membatalkannya.
Jika setelan diubah saat pengguna masuk ke sesi multi profil, semua pengguna di sesi ini akan diperiksa berdasarkan setelan mereka yang terkait. Sesi akan ditutup jika salah satu pengguna tidak lagi diizinkan berada di sesi tersebut.
Jika kebijakan dibiarkan tidak disetel, nilai default 'MultiProfileUserBehaviorMustBePrimary' berlaku untuk pengguna yang dikelola oleh perusahaan dan 'MultiProfileUserBehaviorUnrestricted' akan digunakan untuk pengguna yang tidak dikelola.
Menentukan saluran rilis yang harus dikunci oleh perangkat ini.
Jika kebijakan ini disetel ke True dan kebijakan ChromeOsReleaseChannel tidak ditentukan, maka pengguna domain yang mendaftar akan diizinkan mengubah saluran rilis perangkat. Jika kebijakan ini disetel ke false, perangkat akan dikunci pada saluran apa pun yang disetel terakhir kali.
Saluran yang dipilih pengguna akan ditimpa oleh kebijakan ChromeOsReleaseChannel, namun jika saluran kebijakan lebih stabil dari saluran kebijakan yang telah terpasang pada perangkat, maka saluran ini hanya akan beralih setelah versi saluran yang lebih stabil mencapai jumlah versi yang lebih tinggi dari saluran kebijakan yang telah terpasang pada perangkat.
Kebijakan ini tidak lagi digunakan mulai Google Chrome versi 29.
Memungkinkan Google Chrome bertindak sebagai proxy antara Google Cloud Print dan printer lawas yang tersambung ke komputer.
Jika setelan ini diaktifkan atau tidak dikonfigurasi, pengguna dapat mengaktifkan proxy cloud print lewat autentikasi dengan akun Google.
Jika setelan ini dinonaktifkan, pengguna tidak dapat mengaktifkan proxy tersebut, dan komputer tidak akan diizinkan berbagi printernya dengan Google Cloud Print.
Mengizinkan Google Chrome mengirimkan dokumen ke Google Cloud Print untuk pencetakan. CATATAN: Setelan ini hanya memengaruhi dukungan Google Cloud Print dalam Google Chrome. Setelan ini tidak mencegah pengguna mengirimkan pekerjaan cetak di situs web. Jika setelan ini diaktifkan atau tidak dikonfigurasi, pengguna dapat mencetak ke Google Cloud Print dari dialog cetak Google Chrome. Jika setelan ini dinonaktifkan, pengguna tidak dapat mencetak ke Google Cloud Print dari dialog pencetakan Google Chrome
Enables the availability of Touch to Search in Google Chrome's content view.
If you enable this setting, Touch to Search will be available to the user and they can choose to turn the feature on or off.
If you disable this setting, Touch to Search will be disabled completely.
If this policy is left not set, it is equivalent to being enabled, see description above.
Mengaktifkan atau menonaktifkan proxy kompresi data dan mencegah agar pengguna tidak mengubah setelan ini.
Jika Anda mengaktifkan atau menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau mengganti setelan ini.
Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, pengguna dapat memilih untuk menggunakan atau tidak menggunakan fitur proxy kompresi data.
Mengonfigurasi pemeriksaan browser default di Google Chrome dan mencegah pengguna mengubahnya. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, Google Chrome akan selalu memeriksa saat permulaan apakah itu browser default dan mendaftar sendiri secara otomatis jika memungkinkan. Jika setelan ini dinonaktifkan, Google Chrome tidak akan memeriksa apakah itu browser default dan akan menonaktifkan kontrol pengguna untuk setelan opsi ini. Jika setelan ini tidak disetel, Google Chrome akan mengizinkan pengguna mengontrol apakah itu browser default dan apakah pemberitahuan pengguna harus ditampilkan ketika tidak muncul.
Menonaktifkan Alat Pengembang dan konsol JavaScript. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, alat Pengembang tidak dapat diakses dan elemen situs web tidak dapat diperiksa lagi. Setiap pintasan keyboard dan menu atau entri menu konteks untuk membuka Alat Pengembang atau Konsol JavaScript akan dinonaktifkan. Dengan menyetel opsi menjadi nonaktif atau membiarkannya tanpa disetel akan memungkinkan penggunaan konsol JavaScript dan Alat Pengembang.
Mengontrol apakah Google Chrome OS mengizinkan akun pengguna baru dibuat atau tidak. Jika kebijakan ini disetel ke false, pengguna yang belum memiliki akun tidak akan dapat masuk.
Jika kebijakan ini disetel ke true atau tidak dikonfigurasi, akun pengguna baru akan dizinkan untuk dibuat dengan syarat DeviceUserWhitelist tidak mencegah pengguna untuk masuk.
Admin TI untuk perangkat perusahaan dapat menggunakan tanda ini untuk mengontrol apakah mengizinkan pengguna menukarkan penawaran melalui Pendaftaran Chrome OS atau tidak.
Jika kebijakan ini disetel ke true atau tidak disetel, pengguna akan dapat menukarkan penawaran melalui Pendaftaran Chrome OS.
Jika kebijakan ini disetel ke false, pengguna tidak akan dapat menukarkan penawaran.
Kebijakan ini hanya aktif dalam mode ritel.
Mendaftar ekstensi yang dipasang secara otomatis untuk pengguna Demo, untuk perangkat dalam mode ritel. Ekstensi ini disimpan dalam perangkat dan dapat dipasang saat offline, setelah pemasangan.
Setiap entri cantuman berisi kamus yang harus menyertakan ID ekstensi dalam bidang 'extension-id', dan URL pembaruannya dalam bidang 'update-url'.
Menonaktifkan pembaruan otomatis saat disetel ke True.
Perangkat Google Chrome OS memeriksa pembaruan secara otomatis saat setelan ini tidak dikonfigurasikan atau disetel ke False.
Tentukan apakah p2p akan digunakan untuk payload pembaruan OS. Jika disetel ke True, perangkat akan membagi dan berusaha menggunakan payload pembaruan pada LAN, serta berpotensi mengurangi penggunaan dan kepadatan bandwidth internet. Jika payload pembaruan tidak tersedia di LAN, perangkat tersebut akan kembali mengunduh dari server yang diperbarui. Jika disetel ke False atau tidak dikonfigurasi, p2p tidak akan digunakan.
Blokir mode pengembang.
Jika kebijakan ini disetel ke True, Google Chrome OS akan mencegah perangkat melakukan booting ke mode pengembang. Sistem akan menolak melakukan booting dan menampilkan layar kesalahan saat pengalih pengembang diaktifkan.
Jika kebijakan ini tidak disetel atau disetel ke False, mode pengembang akan tetap tersedia untuk perangkat.
Menentukan apakah roaming data harus diaktifkan untuk perangkat. Jika disetel ke true, roaming data akan diizinkan. Jika dibiarkan tanpa konfigurasi atau disetel ke false, roaming data tidak akan tersedia.
Menentukan apakah Google Chrome OS menyimpan data akun lokal setelah keluar. Jika disetel ke true, maka tidak ada akun yang terus menerus disimpan oleh Google Chrome OS dan semua data dari sesi pengguna akan dihapus setelah keluar. Jika kebijakan ini disetel ke false atau tidak dikonfigurasi, perangkat dapat menyimpan data pengguna lokal (yang dienkripsi).
Jika kebijakan ini disetel ke true atau tidak dikonfigurasi, Google Chrome OS akan mengaktifkan masuk sebagai tamu. Masuk sebagai tamu adalah sesi pengguna anonim dan tidak memerlukan sandi.
Jika kebijakan ini disetel ke false, Google Chrome OS tidak akan mengizinkan dimulainya sesi tamu.
Kebijakan ini hanya aktif pada mode ritel.
Saat nilai kebijakan ini disetel dan tidak 0, maka pengguna demo yang saat ini telah masuk akan dikeluarkan secara otomatis setelah waktu tidak aktif selama durasi yang ditentukan telah habis.
Nilai kebijakan sebaiknya ditentukan dalam milidetik.
Kebijakan ini aktif dalam mode eceran saja.
Jika DeviceIdleLogoutTimeout ditentukan, kebijakan ini menetapkan durasi kotak peringatan dengan pewaktu hitungan mundur yang ditampilkan ke pengguna sebelum proses keluar dieksekusi.
Nilai kebijakan harus ditentukan dalam milidetik.
Aktifkan pintasan keyboard penyelamatan untuk masuk otomatis.
Jika kebijakan ini tidak disetel atau disetel ke True dan akun lokal perangkat dikonfigurasikan untuk masuk otomatis tanpa penundaan, Google Chrome OS akan menerima pintasan keyboard Ctrl+Alt+S untuk melewati masuk otomatis dan menampilkan layar masuk.
Jika kebijakan ini disetel ke False, masuk otomatis tanpa penundaan (jika dikonfigurasi) tidak dapat dilewati.
Penundaan masuk otomatis sesi publik.
Jika kebijakan |DeviceLocalAccountAutoLoginId| tidak disetel, kebijakan ini tidak akan berpengaruh.
Jika kebijakan ini disetel, jumlah waktu akan ditentukan tanpa aktivitas pengguna yang harus dilalui sebelum masuk otomatis ke sesi publik yang ditentukan oleh kebijakan |DeviceLocalAccountAutoLoginId|.
Jika kebijakan ini tidak disetel, waktu tunggunya akan menjadi 0 milidetik.
Kebijakan ini ditentukan dalam milidetik.
Sesi publik untuk masuk secara otomatis setelah penundaan.
Jika kebijakan ini disetel, sesi yang ditentukan akan secara otomatis masuk setelah jangka waktu tersebut berlalu pada layar masuk tanpa interaksi pengguna. Sesi publik harus sudah dikonfigurasi (lihat |DeviceLocalAccounts|).
Jika kebijakan ini tidak disetel, tidak akan ada masuk secara otomatis.
Aktifkan permintaan konfigurasi jaringan saat offline.
Jika kebijakan ini tidak disetel atau disetel ke True dan akun lokal perangkat dikonfigurasikan untuk masuk otomatis tanpa penundaan dan perangkat tidak memiliki akses ke internet, Google Chrome OS akan memunculkan permintaan konfigurasi jaringan.
Jika kebijakan ini disetel ke False, pesan kesalahan akan muncul, bukan permintaan konfigurasi jaringan.
Menentukan daftar akun lokal perangkat untuk ditampilkan di layar masuk.
Setiap entri daftar menentukan pengenal, yang digunakan secara internal untuk menunjukkan akun lokal perangkat yang berbeda secara terpisah.
If this policy is set to a blank string or not configured, Google Chrome OS will not show an autocomplete option during user sign-in flow. If this policy is set to a string representing a domain name, Google Chrome OS will show an autocomplete option during user sign-in allowing the user to type in only his user name without the domain name extension. The user will be able to overwrite this domain name extension.
Mengonfigurasi pengelolaan daya di layar masuk pada Google Chrome OS.
Kebijakan ini memungkinkan Anda mengonfigurasi bagaimana Google Chrome OS berperilaku saat tidak ada aktivitas pengguna untuk jangka waktu tertentu saat layar masuk ditampilkan. Kebijakan mengontrol beberapa setelan. Untuk rentang nilai dan semantik individunya, lihat kebijakan terkait yang mengontrol pengelolaan daya dalam satu sesi. Penyimpangan dari kebijakan ini hanya: * Tindakan untuk menganggur atau menutup penutup tidak dapat digunakan untuk mengakhiri sesi. * Tindakan default yang dilakukan saat menganggur saat menjalankan daya AC adalah mematikan perangkat.
Jika setelan tidak ditetapkan, nilai default akan digunakan.
Jika kebijakan ini tidak disetel, setelan default digunakan untuk semua setelan.
Kebijakan ini hanya aktif dalam mode ritel.
Menentukan id ekstensi untuk digunakan sebagai tirai layar pada layar masuk. Ekstensi haruslah bagian dari AppPack yang dikonfigurasi untuk domain ini melalui kebijakan DeviceAppPack.
Kebijakan ini aktif dalam mode eceran saja.
Menentukan durasi sebelum tirai layar ditampilkan di layar masuk dalam mode eceran.
Nilai kebijakan harus ditentukan dalam milidetik.
Mengontrol apakah metrik penggunaan dilaporkan kembali ke Google. Jika disetel ke true, Google Chrome OS akan melaporkan metrik penggunaan. Jika tidak dikonfigurasi atau disetel ke false, pelaporan metrik akan dinonaktifkan.
Memungkinkan konfigurasi jaringan dorong untuk diterapkan pada semua pengguna perangkat Google Chrome OS. Konfigurasi jaringan adalah string berformat JSON seperti yang didefinisikan oleh format Konfigurasi Jaringan Terbuka yang dideskripsikan di https://sites.google.com/a/chromium.org/dev/chromium-os/chromiumos-design-docs/open-network-configuration
Menentukan periode dalam milidetik saat layanan pengelola perangkat ditanya tentang informasi kebijakan perangkat.
Menetapkan kebijakan ini akan menimpa nilai default 3 jam. Nilai yang valid untuk kebijakan ini adalah dalam kisaran dari 1800000 (30 menit) sampai 86400000 (1 hari). Nilai apa pun yang tidak berada dalam jangkauan ini akan dikunci ke batas masing-masing.
Membiarkan kebijakan ini tidak disetel akan membuat Google Chrome OS menggunakan nilai default 3 jam.
If this policy is set to false or not configured, Google Chrome OS will allow the user to shut down the device. If this policy is set to true, Google Chrome OS will trigger a reboot when the user shuts down the device. Google Chrome OS replaces all occurrences of shutdown buttons in the UI by reboot buttons. If the user shuts down the device using the power button, it will not automatically reboot, even if the policy is enabled.
Jika kebijakan ini diatur ke true atau tidak dikonfigurasi, Google Chrome OS akan menampilkan pengguna yang ada pada layar masuk dan diizinkan untuk memilih salah satu. Jika kebijakan ini diatur ke false, Google Chrome OS akan menggunakan permintaan nama pengguna/sandi untuk masuk.
Menentukan tanda yang harus diterapkan ke Google Chrome saat dimulai. Tanda yang ditentukan diterapkan sebelum Google Chrome dimulai, bahkan untuk layar masuk.
Kebijakan ini aktif dalam mode eceran saja.
Menentukan kumpulan URL yang akan dimuat saat sesi demo dimulai. Kebijakan ini mengganti mekanisme lain untuk menyetel URL awal, sehingga hanya dapat diterapkan ke sesi yang tidak terkait dengan pengguna tertentu.
Menyetel versi target untuk Pembaruan Otomatis.
Menentukan awalan versi target Google Chrome OS yang harus diperbarui. Jika perangkat menjalankan versi sebelum awalan ditentukan, perangkat akan diperbarui ke versi teranyar dengan awalan yang diberikan. Jika perangkat sudah pada versi terbaru, tidak akan ada pengaruh yang terjadi (tidak dilakukan penurunan versi) dan perangkat akan tetap pada versi sekarang. Format awalan bekerja secara bijak-komponen seperti yang diperagakan pada contoh berikut:
"" (atau tidak dikonfigurasi): pembaruan ke versi terbaru yang tersedia. "1412.": pembaruan ke versi minor apa pun dari 1412 (misal: 1412.24.34 atau 1412.60.2) "1412.2.": pembaruan ke versi minor apa pun dari 1412.2 (misal: 1412.2.34 atau 1412.2.2) "1412.24.34": pembaruan ke versi spesifik ini saja
Specifies whether authentication cookies set by a SAML IdP during login should be transferred to the user's profile.
When a user authenticates via a SAML IdP during login, cookies set by the IdP are written to a temporary profile at first. These cookies can be transferred to the user's profile to carry forward the authentication state.
When this policy is set to true, cookies set by the IdP are transferred to the user's profile every time he/she authenticates against the SAML IdP during login.
When this policy is set to false or unset, cookies set by the IdP are transferred to the user's profile during his/her first login on a device only.
This policy affects users whose domain matches the device's enrollment domain only. For all other users, cookies set by the IdP are transferred to the user's profile during his/her first login on the device only.
The types of connections that are allowed to use for OS updates. OS updates potentially put heavy strain on the connection due to their size and may incur additional cost. Therefore, they are by default not enabled for connection types that are considered expensive, which include WiMax, Bluetooth and Cellular at the moment.
The recognized connection type identifiers are "ethernet", "wifi", "wimax", "bluetooth" and "cellular".
Payload pembaruan otomatis di Google Chrome OS dapat diunduh via HTTP, bukan HTTPS. Cara ini memungkinkan penyimpanan cache HTTP yang transparan dari unduhan HTTP.
Jika kebijakan ini disetel ke true, Google Chrome OS akan berupaya mengunduh payload pembaruan otomatis via HTTP. Jika kebijakan ini disetel ke false atau tidak disetel, HTTPS akan digunakan untuk mengunduh payload pembaruan otomatis.
Menentukan jumlah waktu (dalam detik) sebuah perangkat dapat menunda pengunduhan pembaruannya secara acak dari saat pembaruan tersebut pertama kali didorong ke server. Perangkat dapat menunggu dengan sebagian dari waktu ini dari segi prediksi waktu penyelesaian tugas dan sisa waktunya dari segi jumlah pemeriksaan pembaruan. Dalam keadaan apa pun, penyebaran dibatasi dengan jumlah waktu yang konstan sehingga perangkat tidak akan terus menunggu pengunduhan pembaruan selamanya.
Menetapkan daftar pengguna yang diizinkan masuk ke perangkat. Entrinya berformat user@domain, misalnya madmax@managedchrome.com. Untuk mengizinkan sembarang pengguna di domain, gunakan entri format *@domain.
Jika kebijakan ini tidak dikonfigurasi, tidak ada batasan tentang pengguna yang diizinkan untuk masuk. Perhatikan bahwa membuat pengguna baru tetap memerlukan kebijakan DeviceAllowNewUsers untuk dikonfigurasi dengan semestinya.
Disable support for 3D graphics APIs.
Enabling this setting prevents web pages from accessing the graphics processing unit (GPU). Specifically, web pages can not access the WebGL API and plugins can not use the Pepper 3D API.
Disabling this setting or leaving it not set potentially allows web pages to use the WebGL API and plugins to use the Pepper 3D API. The default settings of the browser may still require command line arguments to be passed in order to use these APIs.
If HardwareAccelerationModeEnabled is set to false, Disable3DAPIs is ignored and it is equivalent to Disable3DAPIs being set to true.
Jika Anda menyetel setelan ini untuk mengaktifkan penelusuran otomatis, pemasangan plugin yang hilang akan dinonaktifkan dalam Google Chrome. Menyetel opsi ini menjadi nonaktif atau membiarkannya tidak disetel akan mengaktifkan pencari plugin.
Tampilkan dialog cetak sistem, bukan pratinjau cetak.
Jika setelan ini diaktifkan, Google Chrome akan membuka dialog cetak sistem, bukan pratinjau cetak yang ada di dalamnya saat pengguna meminta laman agar dicetak.
Jika kebijakan ini tidak disetel atau disetel ke salah, perintah cetak memicu layar pratinjau cetak.
Menentukan apakah pembagian catatan SSL harus dinonaktifkan. Pembagian catatan merupakan solusi untuk kelemahan dalam SSL 3.0 dan TLS 1.0 tetapi dapat menyebabkan masalah kompatibilitas dengan beberapa server HTTPS dan proxy. Jika kebijakan ini tidak disetel, atau disetel ke false, maka pembagian catatan akan digunakan di sambungan SSL/TLS yang menggunakan ciphersuite CBC.
Layanan Penjelajahan Aman menampilkan laman peringatan saat pengguna bernavigasi ke situs yang diberi tanda sebagai berpotensi berbahaya. Mengaktifkan setelan ini mencegah pengguna terus melanjutkan dari laman peringatan ke situs yang berbahaya.
Jika setelan ini dinonaktifkan atau tidak dikonfigurasi, pengguna dapat memilih untuk melanjutkan ke situs yang diberi tanda setelah peringatan ditampilkan.
Menonaktifkan pengambilan tangkapan layar.
Jika diaktifkan, tangkapan layar tidak akan dapat dilakukan dengan menggunakan pintasan keyboard atau API ekstensi.
Jika dinonaktifkan atau tidak ditentukan, pengambilan tangkapan layar akan diizinkan.
Menonaktifkan penggunaan protokol SPDY di Google Chrome. Jika kebijakan ini diaktifkan, protokol SPDY tidak akan tersedia di Google Chrome. Menyetel kebijakan ini sebagai dinonaktifkan akan mengizinkan penggunaan SPDY. Jika kebijakan ini tidak disetel, SPDY akan tersedia.
Menentukan daftar plugin yang dinonaktifkan di Google Chrome dan mencegah pengguna mengubah setelan ini.
Karakter pengganti '*' dan '?' dapat digunakan untuk mencocokkan urutan karakter sembarang. '*' cocok dengan sembarang jumlah karakter sedangkan '?' menentukan karakter tunggal opsional, yaitu yang cocok dengan nol atau satu karakter. Karakter hindar adalah '\', jadi untuk mencocokkan dengan karakter '*', '?', atau '\', jadi '\' di depannya.
Jika Anda mengaktifkan setelan ini, daftar plugin tertentu tidak akan pernah digunakan di Google Chrome. Plugin ditandai sebagai nonaktif di 'about:plugins' dan pengguna tidak dapat mengaktifkannya.
Perhatikan bahwa kebijakan ini dapat ditimpa oleh EnabledPlugins dan DisabledPluginsExceptions.
Jika kebijakan ini tidak disetel, pengguna dapat menggunakan plugin apa pun yang dipasang pada sistem kecuali untuk plugin berbahaya, usang, atau tidak kompatibel yang sulit dikodekan.
Menentukan daftar plugin yang dapat diaktifkan atau dinonaktifkan oleh pengguna di Google Chrome.
Karakter pengganti '*' dan '?' dapat digunakan untuk mencocokkan rangkaian karakter acak. '*' mencocokkan sejumlah karakter acak sedangkan '?' menentukan karakter tunggal opsional, yaitu mencocokkan karakter nol atau satu. Karakter lepasan adalah '\', sehingga untuk mencocokkan karakter '*', '?', atau '\' aktual, Anda dapat meletakkan '\' di depannya.
Jika Anda mengaktifkan setelan ini, daftar plugin yang ditentukan dapat digunakan di Google Chrome. Pengguna dapat mengaktifkan atau menonaktifkannya dalam 'about:plugins', walaupun plugin juga mencocokkan pola di DisabledPlugins. Pengguna juga dapat mengaktifkan dan menonaktifkan plugin yang tidak mencocokkan dengan pola apa pun di DisabledPlugins, DisabledPluginsExceptions, dan EnabledPlugins.
Kebijakan ini ditujukan agar pencantuman plugin ke daftar hitam secara ketat dapat dilakukan apabila daftar 'DisabledPlugins' berisi entri berkarakter pengganti seperti menonaktifkan semua plugin '*' atau menonaktifkan semua plugin Java '*Java*', namun administrator ingin mengaktifkan beberapa versi tertentu misalnya 'IcedTea Java 2.3'. Versi tertentu ini dapat ditentukan dalam kebijakan ini.
Harap diingat bahwa baik nama plugin dan nama grup plugin perlu dibebaskan. Setiap grup plugin ditampilkan dalam bagian yang terpisah di about:plugins; masing-masing bagian dapat memiliki satu plugin atau lebih. Misalnya, plugin "Shockwave Flash" adalah milik grup "Adobe Flash Player", dan kedua nama tersebut perlu memiliki kecocokan dalam daftar pengecualian apabila plugin tersebut akan dibebaskan dari daftar hitam.
Jika kebijakan ini tidak disetel, plugin apa pun yang mencocokan pola di 'DisabledPlugins' akan terus dinonaktifkan dan pengguna tidak akan dapat mengaktifkannya.
Kebijakan ini tidak lagi digunakan, gunakan URLBlacklist sebagai gantinya.
Menonaktifkan skema protokol yang dicantumkan di Google Chrome.
URL yang menggunakan skema dari daftar ini tidak akan dimuat dan tidak dapat dinavigasikan.
Jika kebijakan ini tidak disetel atau daftar kosong, semua skema akan dapat diakses di Google Chrome.
Configures the directory that Google Chrome will use for storing cached files on the disk.
If you set this policy, Google Chrome will use the provided directory regardless whether the user has specified the '--disk-cache-dir' flag or not.
See https://www.chromium.org/administrators/policy-list-3/user-data-directory-variables for a list of variables that can be used.
If this policy is left not set the default cache directory will be used and the user will be able to override it with the '--disk-cache-dir' command line flag.
Mengonfigurasi ukuran cache yang akan digunakan Google Chrome untuk menyimpan file dalam cache di disk.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, Google Chrome akan menggunakan ukuran cache yang disediakan terlepas dari apakah pengguna menentukan tanda '--disk-cache-size' atau tidak. Nilai yang ditentukan dalam kebijakan ini bukan merupakan batas mutlak namun merupakan saran terhadap sistem penyimpanan dalam cache, nilai apa pun di bawah beberapa megabyte dianggap terlalu kecil dan akan dibulatkan ke nilai minimum yang lebih wajar.
Jika nilai kebijakan ini 0, ukuran cache default akan digunakan namun pengguna tidak akan dapat mengubahnya.
Jika kebijakan ini tidak disetel, ukuran default akan digunakan dan pengguna dapat menimpanya dengan tanda --disk-cache-size.
Mengaktifkan prediksi jaringan dalam Google Chrome dan cegah pengguna agar tidak mengubah setelan ini.
Tindakan ini tidak hanya mengontrol pengambilan DNS, tetapi juga TCP dan SSL pra-koneksi dan prapenguraian laman web. Nama kebijakan mengacu pada pra-pengambilan DNS untuk alasan historis.
Jika Anda mengaktifkan atau menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menggantikan setelan ini untuk Google Chrome.
Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, maka akan tetap diaktifkan, namun pengguna dapat mengubahnya.
Configures the directory that Google Chrome will use for downloading files.
If you set this policy, Google Chrome will use the provided directory regardless whether the user has specified one or enabled the flag to be prompted for download location every time.
See https://www.chromium.org/administrators/policy-list-3/user-data-directory-variables for a list of variables that can be used.
If this policy is left not set the default download directory will be used and the user will be able to change it.
Allows Smart Lock to be used on Google Chrome OS devices.
If you enable this setting, users will be allowed to use Smart Lock if the requirements for the feature are satisfied.
If you disable this setting, users will not be allowed to use Smart Lock.
If this policy is left not set, the default is not allowed for enterprise-managed users and allowed for non-managed users.
Mengaktifkan atau menonaktifkan pengeditan bookmark di Google Chrome. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, bookmark dapat ditambahkan, dihapus, atau diubah. Ini juga merupakan setelan default meskipun kebijakan ini tidak disetel. Jika Anda menonaktifkan setelan ini, bookmark tidak dapat ditambahkan, dihapus, atau diubah. Bookmark yang ada masih tersedia.
Enables the old web-based signin flow.
This setting was named EnableWebBasedSignin prior to Chrome 42, and support for it will be removed entirely in Chrome 43.
This setting is useful for enterprise customers who are using SSO solutions that are not compatible with the new inline signin flow yet. If you enable this setting, the old web-based signin flow would be used. If you disable this setting or leave it not set, the new inline signin flow would be used by default. Users may still enable the old web-based signin flow through the command line flag --enable-web-based-signin.
The experimental setting will be removed in the future when the inline signin fully supports all SSO signin flows.
Specify a list of deprecated web platform features to re-enable temporarily.
This policy gives administrators the ability to re-enable deprecated web platform features for a limited time. Features are identified by a string tag and the features corresponding to the tags included in the list specified by this policy will get re-enabled.
If this policy is left not set, or the list is empty or does not match one of the supported string tags, all deprecated web platform features will remain disabled.
While the policy itself is supported on the above platforms, the feature it is enabling may be available on fewer platforms. Not all deprecated Web Platform features can be re-enabled. Only the ones explicitly listed below can be for a limited period of time, which is different per feature. The general format of the string tag will be [DeprecatedFeatureName]_EffectiveUntil[yyyymmdd]. As reference, you can find the intent behind the Web Platform feature changes at https://bit.ly/blinkintents.
Mengingat pemeriksaan pembatalan online kegagalan-lunak tidak memberikan manfaat keamanan yang efektif, pemeriksaan tersebut dinonaktifkan secara default di Google Chrome versi 19 dan yang lebih baru. Dengan menyetel kebijakan ini ke true, perilaku sebelumnya akan dipulihkan dan akan dilakukan pemeriksaan OCSP/CRL online.
Jika kebijakan tidak disetel, atau disetel ke false, Google Chrome tidak akan melakukan pemeriksaan pembatalan online di Google Chrome 19 dan yang lebih baru.
Menentukan daftar plugin yang diaktifkan di Google Chrome dan mencegah pengguna mengubah setelan ini. Karakter pengganti '*' dan '?' dapat digunakan untuk mencocokkan rangkaian karakter sembarang. '*' mencocokkan jumlah sembarang dari karakter, sedangkan '?' menentukan karakter tunggal opsional, yaitu mencocokkan dengan nol atau satu karakter. Karakter hindar adalah '\', jadi untuk mencocokkan '*', '?', atau karakter '\' yang sebenarnya, Anda dapat menempatkan sebuah '\' di depannya. Daftar plugin tertentu selalu digunakan di Google Chrome jika dipasang. Plugin ditandai sebagai diaktifkan pada 'about:plugins' dan pengguna tidak dapat menonaktifkannya. Perhatikan bahwa kebijakan ini menimpa DisabledPlugins dan DisabledPluginsExceptions. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, pengguna dapat menonaktifkan plugin apa pun yang dipasang di dalam sistem.
Setelan ini tidak lagi digunakan sejak Google Chrome versi 29. Cara yang disarankan untuk menyiapkan koleksi aplikasi/ekstensi yang dihosting organisasi adalah dengan menyertakan situs yang menghosting paket CRX di ExtensionInstallSources dan meletakkan tautan unduhan langsung di paket dalam laman web. Peluncur untuk laman web tersebut dapat dibuat menggunakan kebijakan ExtensionInstallForcelist.
Setelan ini tidak lagi digunakan sejak Google Chrome versi 29. Cara yang disarankan untuk menyiapkan koleksi aplikasi/ekstensi yang dihosting organisasi adalah dengan menyertakan situs yang menghosting paket CRX di ExtensionInstallSources dan meletakkan tautan unduhan langsung di paket dalam laman web. Peluncur untuk laman web tersebut dapat dibuat menggunakan kebijakan ExtensionInstallForcelist.
Google Chrome OS caches Apps and Extensions for installation by multiple users of a single device to avoid re-downloading them for each user. If this policy is not configured or the value is lower than 1 MB, Google Chrome OS will use the default cache size.
Menonaktifkan pemasangan penyimpanan eksternal.
Saat kebijakan ini disetel ke True, penyimpanan eksternal tidak akan tersedia dalam browser file.
Kebijakan ini berpengaruh pada semua jenis media penyimpanan. Contohnya: flash disk USB, hard disk eksternal, kartu memori SD dan kartu memori lainnya, penyimpanan optik, dll. Penyimpanan internal tidak dipengaruhi oleh kebijakan ini, jadi file yang disimpan pada folder Unduhan tetap dapat diakses. Google Drive juga tidak dipengaruhi oleh kebijakan ini.
Jika setelan ini dinonaktifkan atau tidak dikonfigurasi, pengguna dapat menggunakan semua jenis penyimpanan eksternal yang didukung di perangkat mereka.
Jika disetel ke aktif, kebijakan ini memaksa profil dialihkan ke mode singkat. Jika kebijakan ini dikhususkan sebagai kebijakan OS (misalnya GPO pada Windows), kebijakan tersebut akan berlaku pada setiap profil dalam sistem; jika kebijakan disetel sebagai kebijakan Cloud, kebijakan akan berlaku pada profil yang dimasuki menggunakan akun terkelola.
Pada mode ini, data profil ditahan di disk hanya selama sesi pengguna. Fitur seperti riwayat browser, ekstensi dan datanya, data web seperti cookie dan basis data web tidak disimpan setelah browser ditutup. Namun, hal ini tidak mencegah pengguna mengunduh data apa pun ke disk secara manual, menyimpan laman, atau mencetaknya.
Jika pengguna telah mengaktifkan sinkronisasi, semua data ini disimpan di profil sinkronisasinya sama seperti profil reguler. Mode penyamaran juga tersedia jika tidak dinonaktifkan secara eksplisit oleh kebijakan.
Jika kebijakan disetel ke nonaktif atau tidak disetel, proses masuk mengarah ke profil reguler.
Memaksa kueri di Google Penelusuran Web harus dilakukan dengan TelusurAman yang disetel ke aktif dan mencegah pengguna mengubah setelan ini.
Jika Anda mengaktifkan setelan ini, TelusurAman di Google Penelusuran akan selalu aktif.
Jika Anda menonaktifkan setelan ini atau tidak menyetel suatu nilai, TelusurAman di Google Penelusuran tidak akan diterapkan.
If this policy is set to true, Google Chrome will unconditionally maximize the the first window shown on first run. If this policy is set to false or not configured, a heuristic will decide whether to maximize the first window shown, based on the screen size.
This policy is deprecated, please use ForceGoogleSafeSearch and ForceYouTubeSafetyMode instead. This policy will be ignored if either the ForceGoogleSafeSearch or ForceYouTubeSafetyMode policies are set.
Forces queries in Google Web Search to be done with SafeSearch set to active and prevents users from changing this setting. This setting also forces Safety Mode on YouTube.
If you enable this setting, SafeSearch in Google Search and YouTube is always active.
If you disable this setting or do not set a value, SafeSearch in Google Search and YouTube is not enforced.
Forces YouTube Safety Mode to active and prevents users from changing this setting.
If you enable this setting, Safety Mode on YouTube is always active.
If you disable this setting or do not set a value, Safety Mode on YouTube is not enforced.
Mengizinkan mode layar penuh.
Kebijakan ini mengontrol ketersediaan mode layar penuh tempat seluruh UI Google Chrome tersembunyi dan hanya konten web yang terlihat.
Jika kebijakan ini disetel ke true atau tidak dikonfigurasi, penguna, aplikasi, dan ekstensi dengan izin yang sesuai dapat memasuki mode layar penuh.
Jika kebijakan ini disetel ke false, pengguna dan aplikasi maupun ekstensi tidak dapat memasuki mode layar penuh.
Mode kios di semua platform kecuali Google Chrome OS tidak akan tersedia saat mode layar penuh dinonaktifkan.
Configures the directory that Google Chrome Frame will use for storing user data.
If you set this policy, Google Chrome Frame will use the provided directory.
See https://www.chromium.org/administrators/policy-list-3/user-data-directory-variables for a list of variables that can be used.
If this setting is left not set the default profile directory will be used.
Use hardware acceleration when available.
If this policy is set to true or left unset, hardware acceleration will be enabled unless a certain GPU feature is blacklisted.
If this policy is set to false, hardware acceleration will be disabled.
Send monitoring heartbeats to the management server, to allow the server to detect if the device is offline.
If this policy is set to true, monitoring heartbeats will be sent. If set to false or unset, then no heartbeats will be sent.
How frequently monitoring heartbeats are sent, in milliseconds.
If this policy is unset, the default frequency is 3 minutes. The minimum frequency is 30 seconds and the maximum frequency is 24 hours - values outside of this range will be clamped to this range.
Menyembunyikan aplikasi Toko Web Chrome serta tautan footer dari Laman Tab Baru dan peluncur aplikasi Google Chrome OS.
Jika kebijakan ini disetel ke true, ikon akan disembunyikan.
Jika kebijakan ini disetel ke false atau tidak dikonfigurasikan, ikon akan terlihat.
Bila disetel ke True, promosi untuk apl Toko Web Chrome tidak akan muncul pada laman tab baru. Menyetel opsi ini ke False atau membiarkannya tanpa disetel akan membuat promosi untuk apl Toko Web Chrome muncul di laman tab baru
This policy forces the autofill form data to be imported from the previous default browser if enabled. If enabled, this policy also affects the import dialog.
If disabled, the autofill form data is not imported.
If it is not set, the user may be asked whether to import, or importing may happen automatically.
Kebijakan ini memaksa bookmark diimpor dari browser default saat ini, jika diaktifkan. Jika diaktifkan, kebijakan ini juga memengaruhi dialog impor. Jika dinonaktifkan, tidak ada bookmark yang diimpor. Jika tidak disetel, pengguna mungkin akan diminta untuk mengimpor, atau pengimporan dapat terjadi secara otomatis.
Kebijakan ini memaksa riwayat browseran diimpor dari browser default saat ini, jika diaktifkan. Jika diaktifkan, kebijakan ini juga memengaruhi dialog impor. Jika dinonaktifkan, tidak ada riwayat browseran yang diimpor. Jika tidak disetel, pengguna mungkin ditanya apakah akan mengimpor, atau pengimporan dapat terjadi secara otomatis.
Kebijakan ini memaksa beranda diimpor dari browser default yang sedang digunakan, jika diaktifkan. Jika dinonaktifkan, beranda tidak diimpor. Jika tidak disetel, pengguna mungkin akan ditanya apakah ingin mengimpor, atau pengimporan dapat terjadi secara otomatis.
Kebijakan ini memaksa sandi tersimpan untuk diimpor dari browser default sebelumnya, jika diaktifkan. Jika diaktifkan, kebijakan ini juga memengaruhi dialog impor. Jika dinonaktifkan, sandi yang disimpan tidak diimpor. Jika tidak disetel, pengguna mungkin ditanya apakah akan mengimpor, atau pengimporan dapat terjadi secara otomatis.
Kebijakan ini memaksa mesin telusur untuk diimpor dari browser default yang digunakan, jika diaktifkan. Jika diaktifkan, kebijakan ini juga memengaruhi dialog impor. Jika dinonaktifkan, mesin telusur default tidak diimpor. Jika tidak disetel, pengguna mungkin akan ditanya apakah ingin mengimpor, atau pengimporan dapat terjadi secara otomatis.
Kebijakan ini sudah tidak digunakan lagi. Gunakan IncognitoModeAvailability sebagai gantinya. Aktifkan mode Penyamaran di Google Chrome. Jika setelan ini diaktifkan atau tidak dikonfigurasi, pengguna dapat membuka laman web dalam mode penyamaran. Jika setelan ini dinonaktifkan, pengguna tidak dapat membuka laman web dalam mode penyamaran. Jika kebijakan ini dibiarkan tanpa disetel, kebijakan ini akan diaktifkan dan pengguna akan dapat menggunakan mode penyamaran.
Menentukan apakah pengguna dapat membuka laman dalam mode Penyamaran di Google Chrome. Jika 'Aktifkan' dipilih atau kebijakan dibiarkan tidak disetel, laman dapat dibuka dalam mode Penyamaran. Jika 'Nonaktifkan' dipilih, laman tidak dapat dibuka dalam mode Penyamaran. Jika 'Paksa' dipilih, laman dapat dibuka HANYA dalam mode Penyamaran.
Mengaktifkan fitur Instan Google Chrome dan mencegah pengguna mengubah setelan ini.
Jika Anda mengaktifkan setelan ini, Google Chrome Instan akan diaktifkan.
Jika Anda menonaktifkan setelan ini, Google Chrome Instan akan dinonaktifkan.
Jika Anda mengaktifkan atau menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpa setelan ini.
Jika setelan ini tidak disetel, pengguna dapat memutuskan untuk menggunakan fungsi ini atau tidak.
Setelan ini telah dibuang dari Google Chrome 29 dan versi yang lebih tinggi.
Kebijakan ini sudah tidak digunakan lagi, sebaiknya gunakan DefaultJavaScriptSetting.
Dapat digunakan untuk menonaktifkan JavaScript pada Google Chrome.
Jika setelan ini dinonaktifkan, laman web tidak dapat menggunakan JavaScript dan pengguna tidak dapat mengubah setelan ini.
Jika setelan ini diaktifkan atau tidak disetel, laman web dapat menggunakan JavaScript, namun pengguna dapat mengubah setelan tersebut.
Memberikan akses ke kunci perusahaan ke ekstensi
Kunci hanya ditujukan untuk pemakaian dalam perusahaan jika dibuat menggunakan API chrome.platformKeys pada akun yang dikelola. Kunci yang diimpor atau dibuat dengan cara lain tidak boleh digunakan untuk perusahaan.
Akses ke kunci yang ditujukan untuk pemakaian dalam perusahaan hanya dikontrol oleh kebijakan ini. Pengguna dapat memberikan maupun menarik akses ke kunci perusahaan ke atau dari ekstensi.
Secara default, ekstensi tidak dapat menggunakan kunci yang ditujukan untuk pemakaian dalam perusahaan, hal ini setara dengan menyetel allowCorporateKeyUsage ke 'false' untuk ekstensi tersebut.
Hanya jika allowCorporateKeyUsage disetel ke 'true' untuk sebuah ekstensi, maka ekstensi tersebut dapat menggunakan kunci platform apa pun yang ditujukan untuk pemakaian dalam perusahaan, guna menandai data acak. Izin ini hanya boleh diberikan jika ekstensi dapat dipercaya, agar akses ke kunci aman dari serangan orang jahat.
Send system logs to the management server, to allow admins to monitor system logs.
If this policy is set to true, system logs will be sent. If set to false or unset, then no system logs will be sent.
Configures a list of managed bookmarks.
The policy is a list of bookmarks, and each bookmark is a dictionary containing the bookmark "name" and the target "url". A bookmark can also be configured as a folder. In that case, define the folder "name" but don't define an "url"; instead, define the folder contents as another list of bookmarks under the "children" key. Chrome will amend incomplete URLs as if they were submitted via the Omnibox. For example, "google.com" becomes "https://google.com/".
These bookmarks are placed in a Managed bookmarks folder that can't be modified by the user, but the user can choose to hide it from the bookmark bar. Managed bookmarks are not synced to the user account and can't be modified by extensions.
Menentukan jumlah maksimum sambungan bersama ke server proxy.
Beberapa server proxy tidak dapat menangani sambungan bersama per klien dalam jumlah besar dan hal ini dapat ditangani dengan menyetel kebijakan ini ke nilai yang lebih rendah.
Nilai kebijakan ini harus lebih rendah dari 100 dan lebih tinggi dari 6 dan nilai defaultnya adalah 32.
Beberapa aplikasi web diketahui memakan banyak sambungan dengan GET yang macet, jadi menyetelnya lebih rendah dari 32 dapat mengakibatkan jaringan browser macet jika terlalu banyak aplikasi web semacam itu yang dibuka. Turunkan di bawah default, risiko ditanggung sendiri.
Jika kebijakan ini tidak disetel, nilai default 32 akan digunakan.
Menentukan penundaan maksimum dalam milidetik antara penerimaan invalidasi kebijakan dan pengambilan kebijakan baru dari layanan pengelola perangkat.
Setelan kebijakan ini menimpa nilai default 5000 milidetik. Nilai yang valid untuk kebijakan ini berkisar antara 1000 (1 detik) dan 300000 (5 menit). Setiap nilai yang tidak berada dalam jangkauan akan dikunci ke masing-masing batas.
Membiarkan kebijakan ini tidak disetel akan membuat penggunaan Google Chrome menggunakan nilai default 5000 milidetik.
Mengonfigurasi ukuran cache yang akan digunakan Google Chrome untuk menyimpan file media di disk.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, Google Chrome akan menggunakan ukuran cache yang disediakan terlepas dari apakah pengguna menentukan tanda '--media-cache-size' atau tidak. Nilai yang ditentukan dalam kebijakan ini bukan merupakan batas mutlak namun merupakan saran terhadap sistem penyimpanan dalam cache, nilai apa pun di bawah beberapa megabyte dianggap terlalu kecil dan akan dibulatkan ke nilai minimum yang lebih wajar.
Jika nilai kebijakan ini 0, ukuran cache default akan digunakan namun pengguna tidak akan dapat mengubahnya.
Jika kebijakan ini tidak disetel, ukuran default akan digunakan dan pengguna dapat menimpanya dengan tanda --media-cache-size.
Enables anonymous reporting of usage and crash-related data about Google Chrome to Google and prevents users from changing this setting.
If this setting is enabled, anonymous reporting of usage and crash-related data is sent to Google. If it is disabled, this information is not sent to Google. In both cases, users cannot change or override the setting. If this policy is left not set, the setting will be what the user chose upon installation / first run.
This policy is not available on Windows instances that are not joined to an Active Directory domain. (For Chrome OS, see DeviceMetricsReportingEnabled.)
Enables network prediction in Google Chrome and prevents users from changing this setting.
This controls DNS prefetching, TCP and SSL preconnection and prerendering of web pages.
If you set this preference to 'always', 'never', or 'WiFi only', users cannot change or override this setting in Google Chrome.
If this policy is left not set, network prediction will be enabled but the user will be able to change it.
Memungkinkan konfigurasi jaringan dorongan untuk diterapkan per pengguna ke perangkat Google Chrome OS. Konfigurasi jaringan adalah string berformat JSON seperti yang didefinisikan oleh format Konfigurasi Jaringan Terbuka yang diuraikan di https://sites.google.com/a/chromium.org/dev/chromium-os/chromiumos-design-docs/open-network-configuration
Mendaftar pengenal aplikasi yang ditampilkan Google Chrome OS sebagai aplikasi tersemat pada bilah peluncur.
Jika kebijakan ini dikonfigurasi, kumpulan aplikasi akan ditetapkan dan tidak dapat diubah oleh pengguna.
Jika kebijakan ini dibiarkan tanpa disetel, pengguna dapat mengubah daftar aplikasi tersemat pada peluncur.
Menentukan periode dalam milidetik yang mana layanan pengelolaan perangkat dimintai informasi kebijakan pengguna.
Menyetel kebijakan ini akan menimpa nilai defaukt 3 jam. Nilai yang valid untuk kebijakan ini adalah dalam rentang mulai dari 1800000 (30 menit) hingga 86400000 (1 hari). Nilai yang tidak berada dalam rentang tersebut akan dikunci ke batas masing-masing.
Membiarkan kebijakan ini tidak disetel akan membuat Google Chrome menggunakan nilai default 3 jam.
Mengaktifkan pencetakan di Google Chrome dan mencegah pengguna mengubah setelan ini.
Jika setelan ini diaktifkan atau tidak dikonfigurasi, pengguna dapat mencetak.
Jika setelan ini dinonaktifkan, pengguna tidak dapat mencetak dari Google Chrome. Pencetakan dinonaktifkan di menu perkakas, ekstensi, aplikasi JavaScript, dll. Masih mungkin untuk dapat mencetak dari plugin yang melewati Google Chrome saat mencetak. Contohnya, aplikasi Flash tertentu memiliki opsi cetak di menu konteks, yang tidak termasuk dalam kebijakan ini.
If this policy is set to true or not set usage of QUIC protocol in Google Chrome is allowed. If this policy is set to false usage of QUIC protocol is disallowed.
Menjadwalkan mulai ulang otomatis setelah pembaruan Google Chrome OS diterapkan.
Saat kebijakan ini disetel ke true, mulai ulang otomatis akan dijadwalkan saat pembaruan Google Chrome OS diterapkan dan diperlukan mulai ulang untuk menyelesaikan proses pembaruan. Mulai ulang dijadwalkan langsung namun mungkin ditunda di perangkat hingga 24 jam jika pengguna sedang menggunakan perangkat.
Saat kebijakan ini disetel ke false, mulai ulang otomatis tidak akan dijadwalkan setelah menerapkan pembaruan Google Chrome OS. Proses pembaruan diselesaikan saat pengguna memulai ulang perangkat lagi.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpanya.
Catatan: Saat ini, mulai ulang otomatis hanya diaktifkan saat layar masuk ditampilkan atau sesi aplikasi kios sedang berjalan. Hal ini akan berubah di masa mendatang dan kebijakan akan terus diterapkan, terlepas dari apakah sesi dari jenis tertentu apa pun sedang dijalankan atau tidak.
Laporkan waktu aktivitas perangkat.
Jika pengaturan ini tidak disetel atau disetel ke True, perangkat yang terdaftar akan melaporkan periode waktu saat pengguna aktif di perangkat. Jika setelan disetel ke False, waktu akvititas perangkat tidak akan dicatat atau dilaporkan.
Laporkan status pengalih dev perangkat ketika boot.
Jika kebijakan ini disetel ke false, status pengalih dev tidak akan dilaporkan.
Report hardware statistics such as CPU/RAM usage.
If the policy is set to false, the statistics will not be reported. If set to true or left unset, statistics will be reported.
Laporkan daftar antarmuka jaringan dengan alamat perangkat keras dan jenisnya ke server.
Jika kebijakan disetel ke false, daftar antarmuka tidak akan dilaporkan.
Report information about the active kiosk session, such as application ID and version.
If the policy is set to false, the session information will not be reported. If set to true or left unset, session information will be reported.
Melaporkan daftar pengguna perangkat yang saat ini masuk.
Jika kebijakan disetel ke false, pengguna tidak akan dilaporkan.
Laporkan versi firmware dan OS perangkat yang terdaftar.
Jika setelan ini tidak disetel atau disetel ke True, perangkat terdaftar akan melaporkan versi firmware dan OS secara berkala. Jika setelan ini disetel ke False, info versi tidak akan dilaporkan.
How frequently device status uploads are sent, in milliseconds.
If this policy is unset, the default frequency is 3 hours. The minimum allowed frequency is 60 seconds.
Saat setelan ini diaktifkan, Google Chrome akan selalu melakukan pemeriksaan pembatalan untuk sertifikat server yang berhasil memvalidasi dan masuk dengan sertifikat CA yang dipasang secara lokal.
Jika Google Chrome tidak dapat memperoleh informasi status pembatalan, sertifikat tersebut yang akan diperlakukan sebagai dicabut ('kegagalan fatal').
Jika kebijakan tidak disetel, atau disetel ke false, Google Chrome akan menggunakan setelan pemeriksaan pembatalan online yang ada.
Berisi ekspresi reguler yang digunakan untuk menentukan pengguna yang dapat masuk ke Google Chrome.
Kesalahan yang sesuai akan ditampilkan jika pengguna mencoba untuk masuk dengan nama pengguna yang tidak cocok dengan pola ini.
Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel atau kosong, semua pengguna dapat masuk ke Google Chrome.
Batasi waktu yang dapat digunakan pengguna yang diautentikasi melalui SAML masuk saat offline.
Selama proses masuk, Google Chrome OS dapat mengautentikasi server (online) atau menggunakan sandi yang tersimpan dalam cache (offline).
Jika kebijakan ini disetel ke nilai -1, pengguna dapat mengautentikasi tanpa batas saat offline. Jika kebijakan ini disetel ke nilai lainnya, akan menentukan panjang waktu sejak autentikasi online terakhir yang setelah itu pengguna harus menggunakan autentikasi online lagi.
Membiarkan kebijakan ini tidak disetel membuat Google Chrome OS menggunakan batas waktu default yakni 14 hari yang setelah itu pengguna harus menggunakan autentikasi online lagi.
Kebijakan ini hanya berpengaruh terhadap pengguna yang diautentikasi menggunakan SAML.
Nilai kebijakan seharusnya ditentukan dalam detik.
Chrome shows a warning page when users navigate to sites that have SSL errors. By default or when this policy is set to true, users are allowed to click through these warning pages. Setting this policy to false disallows users to click through any warning page.
Warning: The TLS 1.0 version fallback will be removed from Google Chrome after version 47 (around January 2016) and the "tls1" option will stop working then.
When a TLS handshake fails, Google Chrome will retry the connection with a lesser version of TLS in order to work around bugs in HTTPS servers. This setting configures the version at which this fallback process will stop. If a server performs version negotiation correctly (i.e. without breaking the connection) then this setting doesn't apply. Regardless, the resulting connection must still comply with SSLVersionMin.
If this policy is not configured then Google Chrome uses a default minimum version which is TLS 1.0 in Google Chrome 44 and TLS 1.1 in later versions. Note this does not disable support for TLS 1.0, only whether Google Chrome will work around buggy servers which cannot negotiate versions correctly.
Otherwise it may be set to one of the following values: "tls1", "tls1.1" or "tls1.2". If compatibility with a buggy server must be maintained, this may be set to "tls1". This is a stopgap measure and the server should be rapidly fixed.
A setting of "tls1.2" disables all fallback but this may have a significant compatibility impact.
Warning: SSLv3 support will be entirely removed from Google Chrome after version 43 (around July 2015) and this policy will be removed at the same time.
If this policy is not configured then Google Chrome uses a default minimum version which is SSLv3 in Google Chrome 39 and TLS 1.0 in later versions.
Otherwise it may be set to one of the following values: "sslv3", "tls1", "tls1.1" or "tls1.2". When set, Google Chrome will not use SSL/TLS versions less than the specified version. An unrecognized value will be ignored.
Note that, despite the number, "sslv3" is an earlier version than "tls1".
Mengaktifkan fitur Penjelajahan Aman Google Chrome dan mencegah pengguna mengubah setelan ini.
Jika Anda mengaktifkan setelan ini, Penjelajahan Aman akan selalu aktif.
Jika Anda menonaktifkan setelan ini, Penjelajahan Aman tidak akan pernah aktif.
Jika Anda mengaktifkan atau menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpa setelan "Aktifkan perlindungan phishing dan perangkat lunak perusak" di Google Chrome.
Jika kebijakan ini tidak disetel, kebijakan akan diaktifkan namun pengguna dapat mengubahnya.
Setting this policy to false stops users from choosing to send information about security errors they encounter to Google servers. If this setting is true or not configured, then users will be allowed to send information when they encounter an SSL error or Safe Browsing warning.
Disables saving browser history in Google Chrome and prevents users from changing this setting.
If this setting is enabled, browsing history is not saved. This setting also disables tab syncing.
If this setting is disabled or not set, browsing history is saved.
Mengaktifkan saran penelusuran dalam omnibox Google Chrome dan mencegah pengguna mengganti setelan ini.
Jika Anda mengaktifkan setelan ini, saran penelusuran akan digunakan.
Jika Anda menonaktifkan setelan ini, saran penelusuran tidak akan pernah digunakan.
Jika Anda mengaktifkan atau menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak akan dapat mengubah atau mengganti setelan ini di Google Chrome.
Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, kebijakan ini akan diaktifkan namun pengguna akan dapat mengubahnya.
Membatasi lama maksimum sesi pengguna.
Jika kebijakan ini disetel, durasi waktu ditentukan, setelah itu pengguna akan dikeluarkan secara otomatis, dan sesi tersebut dihentikan. Waktu yang tersisa diberitahukan kepada pengguna melalui penghitung waktu mundur yang ditampilkan di baki sistem.
Jika kebijakan ini tidak disetel, lamanya sesi tidak dibatasi.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menggantinya.
Nilai kebijakan harus ditentukan dalam milidetik. Nilai ditetapkan dengan rentang antara 30 detik hingga 24 jam.
Sets one or more recommended locales for a public sessions, allowing users to easily choose one of these locales.
The user can choose a locale and a keyboard layout before starting a public session. By default, all locales supported by Google Chrome OS are listed in alphabetic order. You can use this policy to move a set of recommended locales to the top of the list.
If this policy is not set, the current UI locale will be pre-selected.
If this policy is set, the recommended locales will be moved to the top of the list and will be visually separated from all other locales. The recommended locales will be listed in the order in which they appear in the policy. The first recommended locale will be pre-selected.
If there is more than one recommended locale, it is assumed that users will want to select among these locales. Locale and keyboard layout selection will be prominently offered when starting a public session. Otherwise, it is assumed that most users will want to use the pre-selected locale. Locale and keyboard layout selection will be less prominently offered when starting a public session.
When this policy is set and automatic login is enabled (see the |DeviceLocalAccountAutoLoginId| and |DeviceLocalAccountAutoLoginDelay| policies), the automatically started public session will use the first recommended locale and the most popular keyboard layout matching this locale.
The pre-selected keyboard layout will always be the most popular layout matching the pre-selected locale.
This policy can only be set as recommended. You can use this policy to move a set of recommended locales to the top but users are always allowed to choose any locale supported by Google Chrome OS for their session.
Mengontrol rak Google Chrome OS sembunyi otomatis.
Jika kebijakan ini disetel ke 'AlwaysAutoHideShelf', rak akan selalu bersembunyi secara otomatis.
Jika kebijakan ini disetel ke 'NeverAutoHideShelf', rak tidak akan bersembunyi otomatis.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menggantinya.
Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, pengguna dapat memilih apakah rak akan bersembunyi otomatis atau tidak.
Mengaktifkan atau menonaktifkan pintasan aplikasi di bilah bookmark.
Jika kebijakan ini tidak disetel, pengguna dapat memilih untuk menunjukkan atau menyembunyikan pintasan aplikasi dari menu konteks bilah bookmark.
Jika kebijakan ini dikonfigurasi, pengguna tidak dapat mengubahnya, dan pintasan aplikasi selalu ditampilkan atau tidak pernah ditampilkan.
Menampilkan tombol Beranda di bilah alat Google Chrome. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, tombol Beranda akan selalu ditampilkan. Jika Anda menonaktifkan setelan ini, tombol Beranda tidak akan pernah ditampilkan. Jika Anda mengaktifkan atau menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpa setelan ini di Google Chrome. Membiarkan kebijakan ini tidak disetel akan memungkinkan pengguna memilih apakah akan menampilkan tombol beranda.
Menambahkan tombol keluar di baki sistem.
Jika diaktifkan, tombol keluar yang besar dan berwarna merah ditampilkan di baki sistem saat sesi aktif dan layar tidak dikunci.
Jika dinonaktifkan atau tidak ditentukan, tidak ada tombol keluar yang besar dan berwarna merah yang ditampilkan di baki sistem.
This policy is deprecated, consider using SyncDisabled instead.
Allows the user to sign in to Google Chrome.
If you set this policy, you can configure whether a user is allowed to sign in to Google Chrome. Setting this policy to 'False' will prevent apps and extensions that use the chrome.identity API from functioning, so you may want to use SyncDisabled instead.
Google Chrome dapat menggunakan layanan web Google untuk membantu mengatasi masalah ejaan yang salah. Jika setelan ini diaktifkan, layanan ini akan selalu digunakan. Jika setelan ini dinonaktifkan, layanan ini tidak akan pernah digunakan.
Memeriksa ejaan tetap dapat dilakukan menggunakan kamus yang diunduh; kebijakan ini hanya mengontrol penggunaan layanan online.
Jika setelan ini tidak dikonfigurasi, maka pengguna dapat memilih apakah layanan memeriksa ejaan harus digunakan atau tidak.
Menimpa permintaan penghentian yang muncul saat situs dirender oleh Google Chrome Frame.
Menonaktifkan sinkronisasi data di Google Chrome dengan menggunakan layanan sinkronisasi yang dihosting oleh Google dan mencegah pengguna mengubah setelan ini. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpa setelan ini di Google Chrome. Jika kebijakan ini dibiarkan tidak disetel, pengguna dapat memilih apakah akan menggunakan Google Sync yang disediakan atau tidak.
Specifies the timezone to be used for the device. Users can override the specified timezone for the current session. However, on logout it is set back to the specified timezone. If an invalid value is provided, the policy is still activated using "GMT" instead. If an empty string is provided, the policy is ignored.
If this policy is not used, the currently active timezone will remain in use however users can change the timezone and the change is persistent. Thus a change by one user affects the login-screen and all other users.
New devices start out with the timezone set to "US/Pacific".
The format of the value follows the names of timezones in the "IANA Time Zone Database" (see "https://en.wikipedia.org/wiki/Tz_database"). In particular, most timezones can be referred to by "continent/large_city" or "ocean/large_city".
Menentukan format jam yang digunakan untuk perangkat.
Kebijakan ini mengonfigurasi format jam yang akan digunakan di layar masuk dan sebagai default untuk sesi pengguna. Pengguna masih dapat mengganti format jam untuk akunnya.
Jika kebijakan ini disetel ke true, perangkat akan menggunakan format 24 jam. Jika kebijakan disetel ke false, perangkat akan menggunakan format 12 jam.
Jika kebijakan ini tidak disetel, perangkat akan menggunakan format default 24 jam.
Menyetel Persyaratan Layanan yang harus diterima oleh pengguna sebelum sebelum memulai sesi akun lokal perangkat.
Jika kebijakan ini disetel, Google Chrome OS akan mengunduh Persyaratan Layanan dan menyajikannya kepada pengguna saat sesi akun lokal perangkat dimulai. Pengguna hanya akan diizinkan menuju sesi tersebut setelah menerima Persyaratan Layanan.
Jika kebijakan ini tidak disetel, tidak ada Persyaratan Layanan yang ditampilkan.
Kebijakan ini harus disetel ke URL di tempat Google Chrome OS dapat mengunduh Persyaratan Layanan tersebut. Persyaratan Layanan ini harus dalam teks biasa, yang disajikan sebagai teks/biasa jenis MIME. Tidak ada markup yang diizinkan.
Kebijakan ini mengonfigurasi pengaktifkan keyboard virtual sebagai perangkat masukan di ChromeOS. Pengguna tidak dapat mengganti kebijakan ini.
Jika kebijakan ini disetel ke true, keyboard virtual di layar akan selalu diaktifkan.
Jika disetel ke false, keyboard virtual di layar akan selalu dinonaktifkan.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menggantinya. Namun, pengguna akan tetap dapat mengaktifkan/menonaktifkan aksesibilitas keyboard di layar yang diutamakan atas keyboard virtual yang dikontrol oleh kebijakan ini. Lihat kebijakan |VirtualKeyboardEnabled| untuk mengontrol aksesibilitas keyboard di layar.
Jika kebijakan ini tidak disetel, keyboard di layar akan dinonaktifkan pada awalnya namun dapat diaktifkan oleh pengguna kapan saja. Aturan heuristis juga dapat digunakan untuk menentukan waktu untuk menampilkan keyboard.
Mengaktifkan layanan Google Terjemahan terpadu di Google Chrome. Jika Anda mengaktifkan setelan ini, Google Chrome akan menunjukkan penawaran bilah alat terpadu untuk menerjemahkan laman bagi pengguna, bila diperlukan. Jika Anda menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak akan melihat bilah terjemahan. Jika Anda mengaktifkan atau menonaktifkan setelan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpa setelan ini di Google Chrome. Jika setelan ini dibiarkan tidak disetel, pengguna dapat memutuskan untuk menggunakan fungsi ini atau tidak.
Blocks access to the listed URLs.
This policy prevents the user from loading web pages from blacklisted URLs. The blacklist provides a list of URL patterns that specify which URLs will be blacklisted.
Each URL pattern can either be a pattern for local files or a generic URL pattern. Local file patterns are of the format 'file://path', where path should be an absolute path to block. All file system locations for which that path is a prefix will be blocked.
A generic URL pattern has the format 'scheme://host:port/path'. If present, only the specified scheme will be blocked. If the scheme:// prefix is not specified, all schemes are blocked. The host is required and can be a hostname or an IP address. Subdomains of a hostname will also be blocked. To prevent blocking subdomains, include a '.' before the hostname. The special hostname '*' will block all domains. The optional port is a valid port number from 1 to 65535. If none is specified, all ports are blocked. If the optional path is specified, only paths with that prefix will be blocked.
Exceptions can be defined in the URL whitelist policy. These policies are limited to 1000 entries; subsequent entries will be ignored.
If this policy is not set no URL will be blacklisted in the browser.
Memungkinkan akses ke URL yang tercantum, kecuali untuk URL yang masuk dalam daftar hitam.
Lihat deskripsi kebijakan daftar hitam URL untuk format entri daftar ini.
Kebijakan ini dapat digunakan untuk membuka pengecualian untuk daftar hitam terbatas. Misalnya, '*' dapat dimasukkan dalam daftar hitam untuk memblokir semua permintaan, dan kebijakan ini dapat digunakan untuk mengizinkan akses ke daftar URL yang dibatasi. Kebijakan ini juga dapat digunakan untuk membuka pengecualian untuk skema tertentu, subdomain dari domain lain, port, atau jalur khusus.
Filter yang paling spesifik akan menentukan apakah URL diblokir atau diizinkan. Daftar putih akan didahulukan daripada daftar hitam.
Kebijakan ini terbatas untuk 1000 entri; entri berikutnya akan diabaikan.
Jika kebijakan ini tidak disetel, tidak akan ada pengecualian untuk daftar hitam dari kebijakan 'URLBlacklist'.
Membatasi waktu operasi perangkat dengan menjadwalkan mulai ulang otomatis.
Saat kebijakan ini disetel, kebijakan ini menentukan panjang waktu operasi perangkat setelah mulai ulang otomatis dijadwalkan.
Saat kebijakan ini tidak disetel, waktu operasi perangkat tidak dibatasi.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menimpanya.
Mulai ulang otomatis dijadwalkan pada waktu yang ditentukan, namun dapat ditunda di perangkat hingga 24 jam jika pengguna sedang menggunakan perangkat.
Catatan: Saat ini, mulai ulang otomatis hanya diaktifkan saat layar masuk ditampilkan atau sesi aplikasi kios sedang berjalan. Ini akan berubah di masa mendatang dan kebijakan akan terus berlaku, terlepas dari apakah sesi jenis tertentu apa pun sedang berlangsung atau tidak.
Nilai kebijakan harus ditentukan dalam detik. Nilai dijepit hingga paling tidak 3600 (satu jam).
Konfigurasi gambar avatar pengguna.
Kebijakan ini memungkinkan Anda mengonfigurasi gambar avatar yang mewakili pengguna di layar masuk. Kebijakan ini disetel dengan menentukan URL tempat Google Chrome OS dapat mengunduh gambar avatar dan hash kriptografi yang digunakan untuk memverifikasi integritas unduhan. Gambar harus dalam format JPEG dan ukurannya tidak boleh melebihi 512 KB. URL harus dapat diakses tanpa autentikasi.
Gambar avatar diunduh dan disimpan dalam cache. Gambar akan diunduh kembali saat URL atau hash berubah.
Kebijakan ini perlu ditetapkan sebagai string yang mengekspresikan URL dan hash dalam format JSON, sesuai dengan skema berikut: { "type": "object", "properties": { "url": { "description": "URL tempat gambar avatar dapat diunduh.", "type": "string" }, "hash": { "description": "Hash SHA-256 gambar avatar.", "type": "string" } } }
Jika kebijakan ini disetel, Google Chrome OS akan mengunduh dan menggunakan gambar avatar.
Jika Anda menyetel kebijakan ini, pengguna tidak dapat mengubah atau menggantinya.
Jika kebijakan ini tidak disetel, pengguna dapat memilih gambar avatar yang mewakili dirinya di layar masuk.
Configures the directory that Google Chrome will use for storing user data.
If you set this policy, Google Chrome will use the provided directory regardless whether the user has specified the '--user-data-dir' flag or not.
See https://www.chromium.org/administrators/policy-list-3/user-data-directory-variables for a list of variables that can be used.
If this policy is left not set the default profile path will be used and the user will be able to override it with the '--user-data-dir' command line flag.
Mengontrol nama akun yang ditampilkan Google Chrome OS di layar masuk untuk akun lokal perangkat yang sesuai.
Jika kebijakan ini disetel, layar masuk akan menggunakan string yang ditentukan dalam pemilih masuk berdasarkan gambar untuk akun lokal perangkat yang sesuai.
Jika kebijakan dibiarkan tidak disetel, Google Chrome OS akan menggunakan ID akun email dari akun lokal perangkat sebagai nama tampilan di layar masuk.
Kebijakan ini diabaikan untuk akun pengguna reguler.
Mengizinkan atau menolak tangkapan video.
Jika diaktifkan atau tidak dikonfigurasi (default), pengguna akan dimintai akses tangkapan video kecuali untuk URL yang dikonfigurasi di daftar VideoCaptureAllowedUrls yang akan diberikan akses tanpa meminta.
Saat kebijakan ini dinonaktifkan, pengguna tidak akan pernah diminta dan tangkapan video hanya tersedia untuk URL yang dikonfigurasi dalam VideoCaptureAllowedUrls.
Kebijakan ini memengaruhi semua jenis masukan video, bukan hanya kamera yang ada di dalamnya.
Patterns in this list will be matched against the security origin of the requesting URL. If a match is found, access to audio capture devices will be granted without prompt.
NOTE: Until version 45, this policy was only supported in Kiosk mode.
Mengaktifkan pengoptimalan WPAD pada Google Chrome dan mencegah pengguna mengubah setelan ini.
Menyetel kebijakan ini menjadi aktif akan menyebabkan Google Chrome menunggu dalam interval yang lebih pendek bagi server WPAD berbasis DNS.
Jika tidak disetel, kebijakan ini akan diaktifkan dan pengguna tidak akan dapat mengubahnya.
Configure wallpaper image.
This policy allows you to configure the wallpaper image that is shown on the desktop and on the login screen background for the user. The policy is set by specifying the URL from which Google Chrome OS can download the wallpaper image and a cryptographic hash used to verify the integrity of the download. The image must be in JPEG format, its file size must not exceed 16MB. The URL must be accessible without any authentication.
The wallpaper image is downloaded and cached. It will be re-downloaded whenever the URL or the hash changes.
The policy should be specified as a string that expresses the URL and hash in JSON format, conforming to the following schema: { "type": "object", "properties": { "url": { "description": "The URL from which the wallpaper image can be downloaded.", "type": "string" }, "hash": { "description": "The SHA-256 hash of the wallpaper image.", "type": "string" } } }
If this policy is set, Google Chrome OS will download and use the wallpaper image.
If you set this policy, users cannot change or override it.
If the policy is left not set, the user can choose an image to be shown on the desktop and on the login screen background.
Enable showing the welcome page on the first browser launch following OS upgrade.
If this policy is set to true or not configured, the browser will re-show the welcome page on the first launch following an OS upgrade.
If this policy is set to false, the browser will not re-show the welcome page on the first launch following an OS upgrade.